Sebenernya ini adalah draft. Iseng doang sih. Tapibbiarin lah, dibuang sayang yey. Entah kenapa gue pengen banget ceritain soal mereka. Inget mereka, kan? Si Bang Erik. Yang ultah ke 17. Dia emang bos darj segaka bos, tajir, anak pemegang saham blablabla. Ini adalah kisah cinta dia sama tunangannya, si Tessalonika!
Bonus pap: Erik Tessa!
***
"Hah?"
Erik kembali menatap papanya heran, kemudian dia menolehkan wajahnya ke mamanya yang hanya senyam-senyum, lalu menatap cewek di depannya yang jelas sekali tidak kalah bingungnya dengan dia dan kedua orang tua si cewek yang masih stay calm dan senyum-senyum persis kedua orangtua Erik. Hari itu hari sabtu di bulan Juni, beberapa hari setelah pembagian rapot semester genap pertama Erik sebagai murid SMP swasta unggulan. Sebagai anak dari orangtua yang cerdas dan berpengaruh, anak laki-laki sulung ini selalu dituntut untuk menjadi pintar dan menjadi siswa unggulan. Jadilah dia masuk ke SMP swasta favorit, mendapat nilai nyaris senpurna dalam UAS pertamanya dan meraih ranking 5 besar di kelasnya. Sekolah berakhir, timbul satu perkara lagi, yaitu perjodohan layaknya film lama yang tiba-tiba saja dilaksanakan kedua orangtuanya demi masalah perusahaan.
"Ini beneran, pah?" Tanya Erik yang ternyata bersamaan dengan cewek di depannya itu bertanya kepada ayahnya sendiri. Habis, ini sinetron abis. Masih ada aja acara perjodohan abad ini. Malah ini dilakukan oleh kedua orangtuanya yang bagi Erik adalah orangtua tergaul dan termodern sejagad raya. Gimana gak gaul, kedua orang tua Erik punya segala jenis sosmed, tahu film hollywood terbaru, dan update mengenai lagu-lagu terkini dan berita-berita terkini. Kesambet apa mereka? Sampe jodoh-jodohan dimasukin ke masalah bisnis.
"Iya. Karena papa tahu kalian bakal kaget, jadi papa kasih tahu sekarang aja, dan nanti ketika kalian berdua udah 17 tahun baru kalian ditunangkan secara benerannya." Jawab papa Erik sambil nyengir. Erik kemudian melihat ke arah cewek di depannya itu yang kelihatannya ingin sekali berteriak.
Cewek itu, yang bernama Tessalonika, merupakan anak dari rekan kerja papa Erik, yang setahun lebih muda dengan Erik, tetapi seangkatan dengannya. Bukan hanya sekedar rekan kerja, orangtua dari anak itu juga beberapakali berkerjasama dengan papa Erik dan pada akhirnya memutuskan untuk menggabungkan kedua perusahaan mereka, dengan cara merencanakan pernikahan untuk kedua anak sulung mereka sebagai penerus perusahaan tanpa sepengetahuan anak-anak mereka sendiri. Memang sih, mereka berdua sering dipertemukan saat masih kecil karena 'menemani orangtua bekerja' dan akhirnya main bersama dengan paksaan kedua orangtua mereka. Gak benar-benar bermain sih, karena cewek itu biasanya hanya sibuk sendiri dengan Nitendo DS di genggamannya. Tetapi mereka berdua tidak pernah menyangka bahwa hari ini akan datang, bahwa pertunangan itu memang ada di kehidupan nyata.
"Gak mau..." Tiba-tiba terdengar rintihan dari mulut Tessalonika, yang akhirnya membuat lima orang lainnya di ruangan itu menujukan mata mereka kearahnya. "Pokoknya aku gak setuju!!!"
Gila, batin Erik sambil melihat Tessalonika berdiri dan berlari meninggalkan ruang tamu apartemennya sendiri, dan keluar dari apartemen itu entah kemana. Sinetron abis. Erik selalu menyangka bahwa jika terjadi perjodohan seperti di sinetron tv di dunia nyata, maka hal inilah yang akan terjadi. Kedua orangtua Erik dan kedua orangtua Tessalonika pun samasama tidak bisa menutup mulut mereka yang menganga karena shock.
"Eh, maafkan atas kelakuan anak kami, ya...." Iya dimaafin kok, batin Erik. Justru saya mesti berterimakasih karena hiburan gratis ini. "Dia mungkin agak shock, jadi begitu. Mungkin aku harus pergi menemuinya---"
"Eh, gak perlu!" Seru Mama Erik menghentikan langkah Mama Tessalonika. "Biarkan saja si Erik yang pergi menemuinya, biar sekalian mereka berdua makin dekat!"
Dih huanjer mah kenapa jadi aku dah.
"Yaudah Erik, sono kamu keluar cari Tessa!"
Yaudah. Erik tidak punya pilihan lain selain keluar dari apartemen keluarga Tessalonika itu lalu pergi mencari anak itu. Padahal dia nggak mungkin tahu dimana anak itu persisnya berada di apartemen berbelas-belas lantai ini. Kalaupun ketemu, apa yang harus dia katakan? 'Yaelah gapapa sih tunangan sama gue'? Yaudah lah bodo, batin Erik kemudian memasuki lift seorang diri, dan melihat daftar lantai yang ada di dinding lift itu. Lantai dasar, taman belakang. Dia ingat bahwa itulah tempat dimana dia dan cewek itu biasa 'dipaksa' bermain oleh kedua pasang orangtua mereka. Kemungkinan besar sih cewek itu berada di situ. Ya tak ada salahnya memeriksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby in Love
Teen FictionDimana ada Abigail Naomi, pasti disana juga ada Alexander Reinhard. Pokoknya, mereka duo gila yang tak pernah terpisahkan, karena dalam setiap hal pasti ada aja kelakuan mereka yang selalu menimbulkan gelak tawa. Gak heran sih, karena kabarnya merek...