Haloo! Maafkan aku ya lama BANGETZZ karena aku sibuk dan banyak hal yang dipikirkan saat ini:( tapi kangen banget sama Nao dan Rei! Akhirnya memutuskan untuk lanjut. Semoga cepet tamat ya! Heheh
Anyway, aku juga bikin history chat Nao-Rei (dan nantinya mau ada chat yg lain kayak Daniel-Nao, Agnes Ian Will, Erik Tessa, Erika Seto, Rei Layla, dsbdsb) di joylada! Gatau sih tapi mudahmudahan lanjut terus ahha. Cek disini ya http://www.id.joylada.com/story/5b22a68aaff93b00013f2728
Enjoyyyyy reading!
***
Ringkasan Chapter Sebelumnyaa!:
//
Naomi nemenin Daniel, teman sekelasnya yang diam-diam suka Naomi ke mall berdua untuk beli kado ulang tahun adiknya Daniel. Tapi siapa sangka, Daniel malah ikut beliin slingbag untuk Naomi. Awalnya Naomi biasa aja, namun tiba-tiba setelah mereka menyusuri taman lampu sebelum pulang, Daniel malah menyatakan perasaannya kepada Nao!
Sementara itu, karena Nao dan Rei sebelumnya diam-diaman, Rei iseng ke rumah Naomi dengan maksud bertemu dengan cewek itu, tapi ternyata Naomi belom pulang juga, yang akhirnya bikin Rei panik banget! Rei berusaha telepon Nao dan teman dekat Nao, Ayu, namun gak ada jawaban. Akhirnya, ketika Rei sudah hampir pasrah, Nao pulang, dan Rei langsung menyandarkan kepaanya kepalanya ke bahu Nao saking lega dam senangnya. Tapi ternyata bukan cuma Rei yang degdegan karena tindakannya yang spontan ini, tapi Naomi juga! hm
//
***
Nao's POV
"Gue mau ketemu lu..."
"Lu ngapain sih jaga jarak dari gue... Tapi lu tetep bales LINE gue... Eh terus lu ga bales lagi... kan gue jadi bingung..."
Kata-kata Rei dan tindakan Rei kemarin terus tereka ulang di otak gue, bahkan sampai keesokan harinya, di pagi hari.
"Gue suka sama lu. Udah sejak lama. Sejak lu ngobatin gue di UKS."
Gue tau kok, lu kan sekarang pacarnya Rei, biarpun bukan pacar beneran. Tapi, gue beneran suka sama lu, dan lu mungkin bisa mengatasi rasa penasaran lu itu... dengan jadi pacar gue."
Apalagi kata-kata Daniel yang kemarin. Malah, kalau boleh jujur, kata-kata Daniel lah yang paling membuat gue pusing. Rasa penasaran gue? Benar, sih, gue udah pernah bilang ke Daniel kalau gue pacaran sama Rei karena gue penasaran gimana rasanya pacaran. Tapi kan, em, sekarang beda. Sekarang gue kan... suka sama Rei, kan?
Tapi bener nggak sih, gue suka sama Rei?
Tapi, kalau gue pikir-pikir, kan Rei juga punya orang yang dia suka, kan. Gak mungkin kan dia mau bersama gue terus padahal dia gak suka sama gue dan punya orang lain yang ia suka? Atau dia selama ini diam aja karena dia mau jadi sahabat yang baik?
Tapi kalau gitu mending ngomong dari awal kalau nggak mau, dong. Kan gue jadi baper!
Em... tapi, kan dulu gue gak punya perasaan apapun dengan Rei.
Dan sekarang gue malah suka dia, padahal gue udah tahu dia suka orang lain.
Sementara Daniel, dia mau jadi pacar gue...?
Gimana nih...?
***
"Kenapa, lu?"
Sekarang yang paling membuat gue ngeri adalah ngomong dengan Rei soal tembakan dari Daniel ini.
"Eh, kenapa?" Tanya gue, pura-pura bingung supaya dia nggak berusaha mencari tahu lebih dalam lagi. "Gak kenapa-napa, kok...? Gue naik, ya?"
Bukannya mengizinkan gue naik supaya kita bisa cepat-cepat pergi ke sekolah dan tidak merasa awkward, Rei malah menanyakan hal yang makin membuat gue ngeri. "Lu mau ngomongin sesuatu sama gue, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby in Love
Teen FictionDimana ada Abigail Naomi, pasti disana juga ada Alexander Reinhard. Pokoknya, mereka duo gila yang tak pernah terpisahkan, karena dalam setiap hal pasti ada aja kelakuan mereka yang selalu menimbulkan gelak tawa. Gak heran sih, karena kabarnya merek...