Me: Yu
Me: YU!!!!!!!!!!
Me: Kayaknya
Me: KAYAKNYA LOH YA
Me: sumpah ini baru kayaknya loh
Me: gue
Me: suka
Me: Rei
Me: KAYAKNYA
Me: tau ah
Me: LU MASIH BANGUN GA SIIIIH PLIS BANGUN DONG PLIS PLIS
Me: PLIIIISSSSS GUE MALU BANGET PLISSSS
//
Rei: Nao, helm gue!!!! hahahah
Rei: kalaunggak lu aja lah yang megang
Rei: toh kita kan bakal bareng terus ini, dan sejauh ini sih helm itu lu doang yang make kalau ke sekolah
Rei: okeee?
Rei: dih read doang
Rei: udah bobo lu?
Rei: yaudehlah met bobo yaa naomi
***
ANJERANJERANJER
Gue memulai hari dengan menyadari ada sesuatu yang berbeda. Gue memang berangkat sekolah seperti biasa, membawa tas yang biasa, dan sarapan seperti biasa. Tetapi begitu gue selesai memakai sepatu, tiba-tiba ada suara klakson motor yang sepertinya tidak asing di telinga gue dari luar rumah.
"Naoomiiii!" Teriak suara seorang cowok dengan nada seakan mengajak bermain di tahun 90an, yang sudah sangat jelas bahwa gue sangat mengenali suara itu. Siapa lagi kalau bukan si Alexander Reinhard.
Dan yang berbeda adalah, gue menyadari bahwa gue sebenarnya suka sama dia.
Anjir.
Rasanya aneh banget. Gue selalu bersama dia sejak dulu, gue selalu main sama dia. Kita sahabat kecil. Tiap liburan selalu main bareng. Gue sering bergandengan tangan dengannya, gue sering merangkulnya, gue sering nangis di depan dia. Tetapi kenapa gue baru menyadarinya sekarang, deh?
Yang paling aneh sebenarnya adalah, kenapa gue bisa suka sama dia? Maksudnya, bahkan gue ga yakin apakah beneran inilah namanya perasaan suka. Karena ya gue belum pernah suka seseorang sebelumnya. Apakah perasaan geli yang menyenangkan di sekujur tubuh gue yang datang ketika kehadiran Rei mulai terasa ini namanya rasa suka?
"Lu kenapa diem aja, deh? Lu sakit, Nao?"
Kenapa sih dialog ini lagi.
"Eeerrh, kagak kok." Suasana jadi awkward gini, entah apa yang gue pikirkan. "Yuk deh, langsung berangkat. Pelajaran pertama Pak Andi, loh!" Seru gue dan tanpa pikir panjang langsung naik ke boncengan sepeda motor Rei, tapi kali ini dengan hati-hati agar gue nggak menyentuh badannya. Yaampun. Gue mikir apaan sih.
"Eh Naomi..." Potong Rei pelan. Hah? Kenapa? Kenapa dia manggil gue? Kenapa dia manggil gue dengan nama lengkap gue? Atau jangan-jangan dia sadar akan perasaan gue!? "....Lu gak pake helm?"
Anjir. Ini lagi.
***
"ANJIR HAHAHAHAH UDAH BERAPA KALI LU LUPA MULU SAMA ITU HELM DAH NAO"
Gue mendengus kesal, tapi kemudian setengah tertawa mendengar suara tawa Ayu yang menggelikan.
"Tau tuh, si helm sialan! Mana sekarang Rei nyuruh gue buat pegang helmnya, lagi. Maksud gue, emang orang rumah dia gaada yang make itu helm apa? Udah tau itu helm selalu menempatkan gue di posisi yang memalukan." Oceh gue lagi, semakin berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby in Love
Teen FictionDimana ada Abigail Naomi, pasti disana juga ada Alexander Reinhard. Pokoknya, mereka duo gila yang tak pernah terpisahkan, karena dalam setiap hal pasti ada aja kelakuan mereka yang selalu menimbulkan gelak tawa. Gak heran sih, karena kabarnya merek...