"Ternyata, pada akhirnya cinta tak bisa memaksa manusia untuk hadir dan selalu ada. Cinta masih memilih pada siapa ia akan berlabuh. Sekuat apapun logikanya, cinta menggiring manusia untuk tetap menomorsatukannya.
ㅡJim***
Gea terburu-buru saat mobil Jazz berwarna putih terparkir di depan kosnya. Dengan cepat gadis menghampiri mobil itu, lalu duduk manis disamping sang supir.
"Udah lama?" Ucapnya kepada sosok yang kini sedang membawa mobil menuju jalanan yang ramai.
"Banget!" Pekik sosok disamping Gea.
"Ya, maaf ... pikiran gue lagi kacau banget,Wen." Gea mulai memperjelas keadaan mengapa ia selalu terlambat akhir-akhir ini.
"Karena Jim lagi?" tebak Wendy, si supir cantik dengan rambut pirang yang dikucir seperti kuda.
"Salah satunya," jawab Gea seraya mengusap layar ponsel yang ia genggam.
"Kenapa lagi?" Tanya Wendy.
"Akhir-akhir ini gue curiga sama Jim. Dia kayak menyembunyikan sesuatu dari gue, dia nggak mau jujur."
"Ya maklum sih, Jim orangnya tertutup. Walaupun luarannya keliatan anak petakilan, but sometimes Jim keliatan kayak sosok yang misterius gitu." Wendy memberikan opini tentang Jim.
"Gak bisa dipungkiri sih, hampir dua tahun gue jalan, pacaran dan berduaan sama Jim, dia emang sosok yang petakilan, humoris dan nggak boring. Cuman ya gitu, karena beberapa hal tersebut, Jim nggak pernah ceritain masalahnya, seolah hidup dia itu happi-happi aja."
Wendy mengangguk mendengar penjelasan Gea. "Terus sekarang gimana?" lanjut gadis berketurunan Amerika itu.
"Nggak tau juga, mungkin gue akan sekuat tenaga buat cari informasi tentang keluarga Jim." Jawab Gea.
"Ge, kadang gue kasian sama lo. Jujur, ngeliat hubungan lo sama Jim kayak aneh aja, di hubungan kalian itu kayak nggak ada konflik sama sekali. Dan, itu yang bikin gue curiga. Dibalik nggak ada konflik itu, pasti ada sesuatu yang besar, yang mungkin lo nggak pernah kebayang kejadian itu akan gimana."
Gea hanya mengangguk seraya merapikan berbagai hal yang ia bawa, mengingat mobil sudah sampai di pekarangan kampus.
"Yaudah, hati-hati ya. Semangat belajarnya. Jangan mikirin cinta mulu, belajar yang fokus dan tetap rileks ya. Jangan sampai gila!" Seru Wendy saat Gea mulai meninggalkan mobilnya.
"Ya, lo juga!" Jawab Gea dengan singkat.
***
Bagi Gea, mata kuliah hari ini cukup melelahkan. Pasalnya, ia baru saja melaksanakan simulasi debat antar negara dikelasnya, yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Dengan cekatan, ia mencoba menghubungi Jim yang tidak memberi kabar sejak kepergian dirinya dari kos Gea.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Ficção Adolescente"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...