"Cinta memaksaku untuk terus membuka hati pada siapapun. Seolah tidak jera, lagi dan lagi aku kembali jatuh cinta meski aku tahu pada akhirnya, cinta akan kembali menyakiti." -Geanova
Seperti biasa, di siang yang terik kumpulan anggota dewan eksekutif mahasiswa berkumpul untuk membahas beberapa kegiatan penting yang akan digelar dekat-dekat ini. Jim baru saja datang, cowok itu menyapa beberapa temannya yang sudah duduk manis di sekret mereka."Hallo, sorri banget dua hari ini gue jarang nongol." Jim menyapa teman cowok nya dengan tangan saling menjotos satu sama lain.
"Kemana aja lu? parah sih, istrinya ditinggal ngurusin rumah tangga sendiri," celetuk Jinan yang asik mengulum permen lollipop yang ia beli di kantin kampus.
"Iya nih, dua hari ini Gea mondar-mandir sendirian lhoh." Wendy turut nimbrung.
"Sst, udah deh stop saling salah menyalahkannya. Udah kita fokus aja sama program pemberdayaan masyarakat kita. Yuk, langsung bahas!" Joy berucap seraya menggerutu. Pasalnya ia paling kesal jika rapat harus molor seperti sekarang.
"Oke sorri. Langsung aja deh, yuk buka slide untuk pembahasan lebih lanjut," ujar Jim seraya membuka tablet silver kesayangannya. "Okei, silahkan Agus selaku ketua pelaksana."
Agus berdehem lalu memandangi seluruh peserta rapat dan mulai membahas program yang satu minggu lagi akan dilaksanakan.
***
Setelah tiga jam berlalu, rapat berjalan dengan lancar, meski terkadang perdebatan kecil dan celetuk humor terdengar diantara mereka namun mereka tetap profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab.
"Eh, tengoklah kesana! Enak kali ya kalian ni!" Ramon biasanya tidak banyak berkomentar atau bergurau, namun kini ia mulai mencicit saat netranya melihat sepasang kekasih tengah serius menatap layar iPad.
Sesekali, kedua sejoli itu tertawa kecil seolah lupa bahwa kini keduanya menjadi pusat perhatian seluruh manusia di sekret.
"Wuhuuu! Dua hari ngga ketemu berasa setahun." Zaki ikut nimbrung.
"Dih, apaan si? Orang rapatnya udah selesai. Kalian boleh pergi sana." Jim membalas dengan sarkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Teen Fiction"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...