02. Kos

822 159 30
                                    

SubtittleKos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Subtittle
Kos

Mereka benar,
Yang mendebarkan hati
itu bernama cinta.
ㅡGea

🌾🌾🌾🌾🌾🌾


Hari ini, matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Puluhan kendaraan bermotor dan beberapa manusia yang sedang beraktivitas turut menjadi pemandangan sehari-hari di pusat Kota Kembang, Bandung. Beberapa pedagang asongan juga terlihat memadati area jalan ditengah-tengah kemacetan. Lampu merah seolah menjadi pusat berkumpulnya para motor dan mobil. Untung saja, atmosfer Bandung tidak sepanas kota-kota besar lainnya. Meski tersorot matahari yang super panas, Bandung tetap terasa sejuk dan menyejukan hati.

Seperti biasa, Jim dan teman-temannya akan berkumpul dikawasan Dago untuk membicarakan hal-hal penting seputar penerimaan Mahasiswa Baru. Menurut Jim, anggotanya butuh relaksasi otak untuk sekedar kabur dari aktivitas panas seperti kuliah. Ya, Jim memilih rapat disebuah kafe daripada harus di Sekretariat BEM. Kalau kata Avie, "bosen atuh, dikampus deui, dikampus deui. Iraha piknikna?" (Bosen dong, dikampus lagi, dikampus lagi. Kapan pikniknya)

"Vie, maneh dimana?" (kamu dimana) tanya Jim saat ia telah sampai terlebih dahulu didepan kafe yang mereka janjikan. Jim menghubungi Aviecenna melalui aplikasi yang ada diponsel pintarnya.

"Keula atuh, aing lagi nganterin Neng Rima," (sebentar, saya lagi nganterin Rima) jawab Avie diseberang sana.

"Ah, siamah teu baleg! Saha deui eta si Rima teh?" (nggak bener, lo. Siapa lagi Rima itu?) ujar Jim merasa kesal dengan tingkah Avie. Pasalnya, setahu Jim. Avie memiliki seorang kekasih bernama Irene. Dan Jim tahu, keduanya sama-sama menjabat di Badan Eksekutif Mahasiswa.

"Iya, sebentar doang, atuh. Sok aja tiheula rapatna. Sumpah teu ngawadul, gue lagi sama si Rima." (yaudah, rapat aja duluan. Sumpah, nggak bohong. Saya sedang bersama Rima)

"Yaudah, lo urusin dulu aja si Rima. Awas aja nggak dateng!"

"Iya, siap atuh! Bentar ya, ini udah mau kesana 'kok."

"Kesini burung lo, nganterin Rima aja belom, lo!"

"Ish, bawel pisan si Jimi teh! Heeh, aing sakedeung deui, kaleum atuh," (Bawel banget si Jimi. Iya, saya sebentar lagi kesana. Santai aja kali)

"Bacot siah, saringan tahu!" ucap Jim dengan kesal lalu mengakhiri pembicaraannya dengan Aviecenna.

Plip!

Jim menatap lalu lalang kendaraan bermotor didepannya. Cowok itu kembali melirik pergelangan tangannya. Ini sudah hampir jam empat sore. Namun, beberapa menit berlalu, teman-teman seperjuangannya belum juga datang. "Kebiasaan ngaret, anjir!" keluhnya.

JIMICHAIL | SeulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang