"Jika kamu tahu aku tak dapat peran, lalu kenapa kamu masukan aku ke dalam drama cintamu?" ㅡGea
***
Setelah rapat selesai sore tadi, Gea memutuskan untuk kembali ke kosannya di daerah Cijeurah, Bandung. Gadis itu tak hentinya memikirkan kondisi Jim. Sebenarnya Gea tidak mempermasalahkan Jim ketika cowok itu tidak ada kabar seharian ini. Yang ia sayangkan adalah sikap Jim yang tidak terbuka padanya. Bukankah ia dan Jim sudah hampir setengah tahun menjalin hubungan? Mengapa masih ada yang dirahasiakan? Mungkin benar juga yang dikatakan Wendy, cowok itu sedang ada masalah dengan keluarganya.Waktu menunjukan pukul 21.40 WIB. Tak ada satupun pesan yang Jim balas. Ponsel yang Gea genggam hanya berisi notifikasi dari grup-grup wassaf organisasinya.
Gea menghela napas, ia berusaha untuk membuang pikiran negatif yang sedari tadi menghantui pikirannya. Sekelibat ucapan Wendy terngiang di otaknya. Segera, Gea mencari nomor ponsel yang diberikan Wendy padanya. Siapa tau bisa sedikit membantu dan menenangkan hatinya yang sedang gundah.
"Apa dia masih melek ya?" ujar Gea bermonolog.
Dengan cepat, Gea mengetikan beberapa pesan kepada kontak bernama Galang Permana.
21.40
Permisi, maaf ganggu
Lo lagi sibuk ngga? kenalin gue GeaBeberapa menit kemudian, notifikasi muncul dilayar ponsel. Dengan segera, Gea membuka pesan itu.
21.45
Galang Permana
Iya, Gea siapa ya?
Pacar Jim?21.45
Iya, hehe
Sorri, btw gue boleh nanya-nanya ke lo ngga?21.46
Galang Permana
Boleh, kenapa emng?21.46
Baru-baru ini,
lo dihubngin jim ngga?21.55
Galang Permana
Mbb, ngga tuh.
dari pagi gue juga ngga
ketemu di fakultas21.55
Ogitu, btw lu tau ngga masalah keluarga dia? Maaf ni ya tu de poin hehe21.56
Galang Permana
Duh sorri banget, gua gak tau banyak klo soal keluarganya. Walaupn gue pernah sesekali main kerumah dia. Emng knp? Jim ngga ngabarin lo?21.57
Iya slow hehehe21.58
Galang Permana
setau gua Jim ngga pernah ngilang ko. Dia slalu balas chat atau minimal ngabarin orang terdekat dia
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Teen Fiction"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...