11. Perjalanan Pulang

526 118 4
                                    

"Tuhan, terimakasih atas musibah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuhan, terimakasih atas musibah ini. Kau memang terbaik. Disaat satu malaikatku kau ambil, kau kirim satu malaikat lain yang membuatku lebih tenang dalam menghadapi hidup." ㅡGea

ㅡsubtittleㅡ
Perjalanan Pulang

"Mau?"

Jim bertanya pada gadis yang ada disampingnya. Kini, kedua sejoli itu tengah berada di deretan kursi calon penumpang kereta menuju Kota Bandung. Menurut informasi yang Jim dengar, kereta akan sampai pada pukul sembilan malam. Dan sekarang, jarum jam masih menunjuk ke arah sembilan kurang dua puluh menit.

"Mau nggak? Enak lhoh," ucap Jim sekali lagi, berhubung Gea hanya terdiam.

"Kamu masih sedih, Ya?" tanya Jim mulai serius dan menatap kearah Gea yang bergeming.

Gea menggeleng.

"Kamu ngantuk? Sini, sandaran sama aku." Jim menuntun kepala Gea agar bersandar dibahunya.

"Kamu masih kangen sama Jakarta?"

Gea menggeleng lagi.

"Trus kamu kenapa, Sayang?"

Gea mengapit tangan Jim dan semakin menenggelamkan wajahnya.

"Kamu nangis?" tanya Jim seraya menyimpan Kerak Telur yang sedari tadi ia pegang. Detik berikutnya, Jim mengangkat wajah Gea agar gadis itu berhadapan dengannya.

"Aku belum percaya kalau papa udah pergi untuk selamanya." Gea akhirnya berucap.

"Gea, ini adalah sebuah ujian untuk kamu. Kalau kamu bisa menjalaninya dengan baik, Tuhan akan kasih kamu balasan dan penghargaan terbaik."

"Tapi, Jim."

"Aku mengerti bagaimana perasaan kamu sekarang. Tapi, ingat Ge..., semua makhluk bernyawa pasti akan mati. Begitupun dengan aku, kamu dan semua orang yang ada di stasiun ini. Semua hanya tentang waktu. Kita semua sedang menunggu giliran. Jadi, yakinlah semua ini akan ada masanya. Semua ini pasti berlalu, Sayang." Ucap Jim, pria itu menangkupkan tangan hangatnya di kedua pipi Gea.

"Menangislah kalau hal itu bisa bikin kamu nyaman," ujarnya saat Gea hanya menitihkan airmata tanpa membalas ucapan Jim. Detik berikutnya, Jim memeluk Gea dengan erat seraya mengusap punggung gadis itu dengan sangat lembut.

 Detik berikutnya, Jim memeluk Gea dengan erat seraya mengusap punggung gadis itu dengan sangat lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JIMICHAIL | SeulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang