"Setiap cinta yang datang pasti beriringan dengan resiko yang tinggi. Entah itu sakit, merelakan atau bahkan ditinggalkan sekalipun. Kesemua itu adalah bagian dari paket cinta yang datang kedalam hidupmu." ㅡKaila
ㅡsubtittleㅡ
Mikaila AnastasiaTeratai putih dibelakang rumah itu seolah menjadi pemandangan menarik untuk wanita yang kini tengah merajut syal dari benang berwarna kuning. Mata indah berwarna hitam pekat itu seperti terhipnotis oleh kenangan-kenangan indah bersama sang mentari yang telah lama terbenam. Wanita dengan paras ayu khas wanita sunda tampak tertegun saat mengingat kembali keputusan sepihaknya terkait jalan rumah tangga yang ia pilih. Wanita itu seperti menyerah pada takdir. Ia ingin terbebas dari jeratan pesakitan yang membuatnya tenggelam lebih dalam.
Mikaila Anastasia. Wanita berambut hitam legam itu kembali meneteskan airmata pesakitannya. Adegan-adegan itu tergambar layaknya film melankolis yang diputar. Memori kenangannya seolah tidak dapat menghapus detik demi detik yang berlalu tanpa permisi. Orang dewasa itu benar, seharmonis apapun rumah tangga yang dibangun, jika takdir mengatakan untuk runtuhㅡmaka runtuhlah semua partikel yang telah dibangun dengan sedemikian sempurna itu. Bak Tsunami yang menyapu pantai, cinta itu hilang bersama puing-puing kenangan yang kian hari kian berserakan."Kai, I could explain her everything. I intend to talk to you about this all."
Masih jelas terngiang perkataan Jimmy Dandelion pada saat itu. Hatinya sangat terpukul mengingat kenyataan pahit yang ia terima.
"Let me to marry Rachel. I can not lie to me. I love you and the woman."
Bagaimana tidak? Rumah tangga yang telah ia bangun selama kurang lebih dua puluh empat tahun, harus berakhir dengan sebuah peristiwa menyesakan seperti ini.
"I promise! I can make you happy. I could share of my time for you both. I’m afraid, Kaila. Better, I explain her everything than I had to lie and affair."
Apa katanya? Dia bisa membagi waktu? Oh Tuhan, hati wanita mana yang tidak sakit saat mendengar suaminya mencintai wanita lain dan mengaku ingin menikahi wanita itu serta berjanji akan membahagiakan keduanya?
"Let me please, Kaila."
Krek.
Pintu kaca yang menghubungkan antara taman belakang dengan dapur itu seketika berbunyi. Dapat Kaila pahami, bahwa ada seseorang yang mengakses pintu itu. Tanpa peduli, Kaila tetap melanjutkan sesi merajutnya.
Seperkian sekon, munculah sosok pria dengan kulit putih seputih susu serta rambut pirang keemasanㅡberdiri tegak dihadapannya.
"Kaila, apa kabar?" tanya pria itu.
Mikaila yang mendengar suara itu, dirinya lebih memilih untuk tetap diam tanpa menjawab.
"How are you, Baby?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Teen Fiction"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...