Pada kenyataannya, hidup hanyalah tentang siapa yang mau ikhlas menjalani garis takdir yang telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.
Sore ini Gea bersama salah satu temannya, yakni Darinㅡmengunjungi perpustakaan fakultas untuk memvalidasi hasil karya mereka pada pekan karya ilmiah yang diadakan di Yogyakarta, dua bulan yang lalu.
Gea dengan pakaian kasual, berjalan menyusuri koridor yang menghubungkannya ke perpustakaan fakultas. Sudah sekitar lima hari, dirinya menyandang status jomblo. Selama lima hari itu pula, banyak pria buaya darat yang menghubunginya dengan berbagai modus dan gombalan receh.
"Ge, tapi lo seriusan putus sama si Jim itu?" Darin yang sedari disamping Gea mulai membuka pembicaraan.
"Iyalah, masa bohong sih." Balas Gea dengan ketus.
"Ya, santai aja kali jawabnya. Nih, kata orang, kalo misal cewek jawabnya ketus ketika ditanya soal mantan, itu tandanya si ceweknya masih ada rasa."
"Gimana konsepnya?" Tanya Gea.
Belum sempat Darin menjawab, keduanya telah sampai di perpustakaan fakultas. Namun alih-alih menyerahkan berkas, Gea dan Darin lebih memilih duduk di sebuah meja besar bersama beberapa mahasiswa lain di perpustakaan.
"Jawab dulu, baru kita cabut dari sini." Gea menginterupsi Darin.
"Ya gue nggak tau itu konsep darimana, yang jelas itu kata orang-orang." Darin tertawa nyaring sehingga seisi perpus menoleh pada mereka.
"Shut, maaf kak kita lagi fokus. Tolong ngobrolnya bisa diluar perpus nggak ya?"
"Oh, iya. Maaf-maaf, kita bentar lagi pergi 'kok." Darin membungkukkan badannya sembilan puluh derajat saat salah satu mahasiswa menegurnya.
"Ge, serahin dulu aja. Nanti kita ngobrol di gazebo." Gea hanya mengangguk lalu menyerahkan berkasnya ke bagian kepala biro perpustakaan.
Setelah semuanya selesai, Gea dan Darin melanjutkan perbincangan mereka di gazebo, dekat taman fakultasnya.
"Nih, tapi jujur selama gue liat lo pacaran sama Jim, kayaknya lo yang paling banyak makan hati deh." Darin melanjutkan percakapannya.
"Iya, lo tau aja." Gea tertawa.
"Tapi jujur, Ge. Lo masih sayang nggak?"
"Kalau ditanya sayang, ya masihlah. Apalagi dia cowok terlama yang pacaran sama gue, dia datang pas lagi gue patah hati di tinggal Jae, ditinggal ayah juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Teen Fiction"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...