Kepahitan ini terlalu mencekam.
-JimichailDua hari telah berlalu setelah bakti sosial terlaksana. Sejak saat itu pula, Jim dan Gea tidak pernah berkomunikasi. Pria berkelahiran Bandung itu, selalu mempunyai seribu satu alasan untuk tidak datang ke acara rapat evaluasi.
Seperti saat ini, Jefri dan teman-temannya sedang menunggu kedatangan Jim di tempat biasa mereka berkumpul. Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, tetapi Jim belum juga memunculkan batang hidungnya.
"Ini anak kemana si?" Jefri yang tak sabaran mulai mengoceh.
Masalahnya, mereka mengadakan janji untuk bertemu di jam sembilan pagi. Tetapi pada faktanya, sampai hari menjelang malam pun, Jim belum juga datang.
"Bangke emang, tadi katanya bisa." Agus kini berceloteh.
"Yah, kalo tau gini mah mending gue jalan aja sama ayang beb." Balas Avie kembali memantik rokok LA favoritnya.
"Irene?" Tanya Jefri.
"Bukan, tapi Zaki." Balas Avie sekenanya.
"Najis homo!" Teriak Jefri.
"Lah, emang kenapa dah? Gue sama Zaki tuh udah kayak Uke dan Seme. Kenapa cemburu?"
"Idih, sumpah najis banget!" Ramon berseru dengan ramai.
"Kalo Zaki denger, pasti dia auto muntah darah." Jinan berkomentar sarkas.
"Yah, yaudah deh kalo pada nggak percaya." Avie akhirnya menyerah.
Ditengah kehebohan perbincangan mereka, sebuah motor beat berhenti tak jauh dari tempat Jefri dan kawan-kawan memarkirkan motor.
"Permisi, maaf telat."
Jefri sedikit heran, memangnya siapa yang mengajak pria berambut ikal ini bergabung ke tongkrongannya?
"Maaf, lo siapa ya?" Tanya Avie to the point'.
"Oh, iya. Perkenalkan nama gue Galang Permana. Gue temennya Jimichail."
Jefri dan teman-temannya mengangguk serempak.
"Terus?" Ramon bertanya, masih dalam keadaan mengunyah ramyeon nya.
"Jadi gue disini mau wakilin Jim dan pengen jelasin kenapa dua hari ini dia nggak ikut rapat."
Belum sempat Jefri menjawab, suara motor lain kembali menganggu perbincangan.
"Wassaf bro, sori telat!"
Zaki dengan wajah tidak berdosanya, turut nimbrung diantara para pria yang tengah duduk santai di kedai itu.
"Emang bangsat lu Zak!" Celetuk Agus.
"Ya kan gue udah ngabarin di grup, gue izin telat." Balas Zaki membalas tuduhan teman-temannya yang semakin menyebalkan.
"Yaudah, diem-diem!" Jefri merelai lalu memfokuskan matanya pada Galang, teman Jim.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIMICHAIL | Seulmin
Teen Fiction"Kupikir, mencintaimu akan semudah menatap awan biru diatas langit. Kupikir, menjadi bagian terpenting dalam hatimu, semudah kamu tersenyum padaku. Kau melambaikan tangan seolah mengajak-ku untuk masuk kedalam duniamu. Nyatanya, aku salah memprediks...