Tipe ku

48 12 2
                                        

HALLO GAESSSSS 👋👋👋

Sudah berapa lama ya ampun aku menelantarkan lapak ini.. 😭😭
Sumpah aku gak tau kalo masih ada yang baca cerita pertama aku ini..

Saya ucapkan Terima kasih yang sebanyak-banyaknya yang sudah mau membaca dan menyukai cerita ini..

Sumpah kaget banget aku tuh pas dilihat jumlah yang baca..

Gapapa di bilang lebay juga.. Tapi karena itu aku memutuskan untuk melanjutkan cerita ini..

For your information.. Aku tuh udah kepikiran ending cerita ini gimana.. Cuma karena pikiran aku buntu dan kerjaan aku jadi sampe lupa aku punya lapak ini..

Aku terlalu asyik sama dunia ku..

Maafkan aku ya..

Maka dari itu selamat membaca..

Psstt.. Ini draf cerita udh lama loh.. ☺☺

.

.

.

"BANG?! BANG RAMON?!!" Teriak Haidar saat baru sampai di rooftop sekolah. Sedangkan yang dipanggil tak memperdulikannya.

Haidar datang mendekati Ramon yang diikuti oleh Jamal dan Jani.

"BANG?!! LO TAU GAK??" masih dengan berteriak Haidar bergabung untuk duduk di sofa panjang yang entah kenapa ada di sana.

Ramon mendelik.

"Ya mana Bang Ramon tau bege kan belum Lo kasih tau!" Jamal menoyor kepala Haidar.

Jamal heran, kok dirinya mau berteman dengan Haidar. Cobaan macam apa ini??

Jani yang juga ikut duduk di samping kanan Ramon tak memperdulikan kehebohan dan kebodohan Haidar. Toh, Jani sudah terbiasa menghadapi salah satu temannya yang overdosis tenaganya itu. Jani dengan santainya mengambil snek kentang yang ada ditangan Ramon dan memakannya.

"Ya, kan barang kali aja Bang Ramon udah tau," elak Haidar.

"Bang Bang bang bang bang," panggil Haidar sambil menggoyangkan badan Ramon.

Ramon mendelik lagi. Kemudian melanjutkan memakan snek kentang.

Jamal menggelengkan kepalanya.

"Bang, Arum berantem noh sama anak kelas sepuluh," info Jamal yang langsung mendapatkan tatapan tak percaya dari Haidar.

"Kan gue yang mau kasih tau, bege!!" Haidar tak terima tugasnya diambil alih begitu saja. Bahkan bibirnya sudah ia poutkan dan itu membuat Jamal jijik.

"Lo kelamaan njirr. Dari tadi bang beng bang beng mulu."

"Lo gak khawatir bang??" Tanya Jani penasaran.

Ramon menggeleng.
"Kan gak aneh kalo Arum berantem? Sama gue juga pernah,"

"Ya... Iya sih," Jani menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Lo gak penasaran gitu bang kenapa Arum sampe berantem?? Bukannya lo lagi ehem.. " kata Haidar yang diakhiri menggoda dengan menaikturunkan alisnya.

Jamal mengusap wajah Haidar kasar. Ramon malah menarik sudut bibirnya.

"Apaan sih lo?!!" Sungut Haidar.

"Jijik banget muka lo sumpah,"

"Yee... Bilang aja lo iri sama ketampanan gue ya, kan??"

"Najis banget asli," umpat Jani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tahta Garuda (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang