Yang Sebenarnya

133 34 2
                                    

Hallo para readers tercinta yang masih melanjutkan cerita pertama aku...

Aduh aku tuh terharu karena masih ada orang yang mau baca cerita aku...

Kalo masih ada typo tandain ya gaes.. Biar aku perbaiki..

Oke langsung cuss aja..

Happy reading gaess...

.

.

Berceritalah ketika anda siap.
Karena yang mengalami semua itu adalah anda.
- Tahta Garuda

.

Jangan sampai ada yang terluka akibat diamnya Anda.
- Tahta Garuda

.

.


.


Semua orang yang ada di sana menatap cemas pada siswi yang berbaring di ranjang UKS dengan Bu Eka-Dokter SMA Garuda yang memeriksa keadaanya. Setelah selesai memeriksa keadaan Arum, Bu Eka mencatat beberapa resep obat dikertas kecil kemudian dengan sigap Shakila menerima resep itu saat Bu Eka bingung akan menyerahkannya kepada siapa.

"Gimana sama keadaannya Arum, Bu?" Tanya Anggita.

"Arum hanya pingsan. Nanti ketika Arum sudah sadar saya akan memeriksanya lagi barang kali ada efek dari cekikan yang dia terima," jelas Bu Eka sambil menatap prihatin pada Arum yang lehernya memerah.

Bu Eka menghela nafas, "Kalian memang masih remaja. Emosi kalian juga labil. Tapi, jangan sampai emosi menguasai diri kalian. Kita masih bisa bersyukur Arum hanya pingsan. Kalau dia sampai mati bagaimana?" Bu Eka menatap mereka bergantian.

Shakila dan Anggita yang memang mengikuti Ajun yang menggendong Arum ke UKS mengangguk memahami apa yang diucapkan Dokter Muda itu.

Ajun tampak mengepalkan tangannya. Menahan diri untuk tidak menyerang Ramon yang menunduk entah apa yang dipikirkannya. Sementara Echa-panggilan akrab dari Vanesha meremas seragam Ramon dengan kuat karena takut.

"Echa, sini Bu Eka periksa? Kamu seharusnya masih istirahat di rumah. Kenapa malah ke sekolah?" Bu Eka menatap Echa lembut.

Echa melirik ke Ramon yang kemudian mendapatkan anggukan darinya. Akhirnya Echa duduk di salah satu ranjang UKS. Dan kemudian di periksa oleh Bu Eka dengan diselingi pertanyaan-pertanyaan.

Tokkk tokkk tokkk

Pintu UKS terbuka setelah diketuk beberapa kali dan menampilkan Pak Agus yang langsung menatap Arum. Kemudian pandangannya beralih pada Shakila dan Anggita yang duduk di sisi kanan dan kiri ranjang Arum. Pada Ajun yang menyenderkan badannya ke tembok dan terakhir pada Ramon yang fokus memperhatikan adiknya yang sedang di periksa.

Kemudian Pak Agus menghembuskan nafasnya.

"Shakila.. Anggita," panggil Pak Agus. "Kalian bisa ke kelas terlebih dahulu. Nanti kalian akan Bapak panggil sebagai saksi," lanjut Pak Agus.

Shakila dan Anggita sebenarnya enggan beranjak. Tapi, mereka berdua  yang tidak ingin menambah masalah pun permisi dan keluar UKS terlebih dahulu.

Tahta Garuda (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang