Flashback
Hari ini adalah hari perayaan kelulusan sekolah disekolah negri di Jakarta, acaranya memang sudah selesai sejak lima belas menit yang lalu tapi siswa siswi masih ramai disekolah.
Brakk...
Botol air mineral dihempaskan oleh seorang lelaki, kini tangannya terkepal, rahangnya mengeras serta kulit wajahnya yang putih berubah menjadi merah karna menahan amarahnya.
Yang semula dilapangan hanya mereka berdua kini siswa siswi berkumpul karna mendengar suara botol yang terhempas keras.
"bisa engga sih! lu stop gangguin hidup gua!" bentaknya laki-laki tersebut pada seorang gadis yang kini hanya tertunduk takut karna dibentak olehnya.
"cihh.. ga ada capenya gejar-ngejar gua! sadar diri dong! jadi cewek kok murahan banget!" bentak lelaki itu lagi yang sukses membuat perempuan dihadapannya yang tadinya hanya tertunduk kini mengangakat kepalanya, air mata perempua tersebut sudah tidak terbendung tapi sedikitpun tak ada rasa kasian dari lelaki tersebut.
"denger ya Sapsiree gue Kevin Sanjaya enggak akan pernah tertarik sama cewe kayak lu!"
"cewe murahan! ga tau malu" bentak Kevin lagi
"orang tua lu enggak ngajarin lu sopan...."
Kata kata Kevin terpotong karna satu tamparan mendarat dipipinya.
"Cukup!!" kini Popor meneriaki Kevin dengan telunjuknya yang kini tepat didepan wajah Kevin.
Suara kerumunan siswa siswi semakin ramai melihat pertengkaran mereka.
"apa? lu mau marah?" tanyanya dengan nada berteriak kemudian menepis tangan Popor dari depan wajahnya.
"itu fakta! Lu cewek murahan! cewek jelek ga punya malu, gue heran kenapa gua harus satu sekolah sama lu! cewek murahan kaya lu, asal lu tau lu petaka dihidup gua, biang risih!" ucap Kevin seraya mentap Popor tajam.
Seorang perempuan berjalan tergesa-gesa ia menerobos kerumunan siswa siswi yang berkumpul, setelah berhasil mengambil posisi terdepan iya menghentikan langkahnya sebentar.
"brengsek!"
Perempuan tersebut kembali berlari ketengah lapangan.
Bukk..
Satu tinjuan mendarat dipipi kevin yang mulus hingga membuatnya tersungkur.
"Gress" ucap Popor lirih ditengah isakannya.
Gresya mendekap Popor dengan erat, hatinya benar-benar hancur melihat sahabatnya yang menangis sesegukan didekapannya. Gresya melepas dekapannya pada Popor kemudia beralih menarik kerah baju Kevin yang masih terduduk memegangi pipinya.
"maksud lu apa giniin Popor?"
"bangun lu pengecut!"
Kini Gresya mengankat kerah baju Kevin hingga berdiri tapi dengan cepat Kevin menepis tangan Gresya kemudian merapikan seragamnya.
"lu nanya ke gue? Tanya sama temen lu yang Murah..."
Perkataan Kevin kemabli terpotong.
Bukk..
Kevin kembali terjatuh karna ditendang oleh Gresya, Kevin terkulai lemas karna tendangan Gresya sangat kuat, tapi hey! lihat satupun siswa siswi tak ada yang melerai malah semakin bersorak seperti melihat adegan dalam film action, kini Gresya duduk dan mencengkam dagu Kevin kuat.
"stop bilang temen gue murahan"
"dia cewe baik-baik" jelas Gresya dengan penuh emosi.
"jangan hanya karna dia ngejar-ngejar lu, lu bisa seenaknya mempermalukan dia!"
"lu fikir dia ngelakuin hal-hal baik ke elu karna apa hah? itu semua karna dia tulus sama lu" ucap Gresya lagi, namu nadanya sudah merendah.
Sementara kevin hanya terdiam mendengarkan Gresya, dia bisa apa-apa tubuhnya sangat sakit.
"asal lo tau, di bangun subuh-subuh cuma buat masakin lu hal yang spesial" sebelah tangan Gresya menujuk kearah kotak makanan yang tergeletak dilapangan sementara Isinya sudah berserakan.
Tangan Gresya yang masih mencengkam dagu kevin mengarahkan wajah Kevin kearah makanan tersebut karna tadinya padangan kevin tak mau mengikuti arah telunjuk Gresya.
"tapi apa balasan lu? lu tega buang hasil masakan dia dan permaluin dia didepan semua temen sekolah kita, hati lu dimana ha?..oh iya gua lupa lu kan ga punya hati!" ucap Gresya penuh emosi.
Sekarang perasaan bersalah menyelimuti Kevin, dari ekor matanya ia melihat Popor masih menangis, sesekali dia menghapus air matanya kasar dan menarik nafasnya panjang agar tangisnya mereda.
Sekarang Popor berjalan kearah Gresya dan menyentuh lembut pundak sahabatnya.
"gress, udah ya gua engga apa-apa"
"kita pergi ya, kasian dia.." ucap Popor lagi dengan suara yang masih bergetar, tatapannya mengarah kepada Kevin yang kini juga menatapnya.
Gresya melepaskan cengkramannya pada rahang Kevin kemudian menatap popor.
"orang kayak dia engga pantes dikasihani Por! dia udah jahat sama Lu! dan gua engga akan tinggal diam kalau ada yang ganggu sahabat gue!"
Air mata Popor kembali mengalir dia bisa merasakan ketulusan Gresya, di tengah sakit hatinya saat ini dia bisa bersyukur karna diberikan sahabat sebaik Gresya oleh Tuhan.
"gue sakit hati Gress, tapi Papah selalu ingetin kita buat maafin orang lain kan?" kata Popor lembut.
Mungkin kalian heran hati Popor terbuat dari apa? jawabannya adalah sama dengan kalian hanya saja Popor sekarang tengah memperlihatkan sikap pemenang yang sesungguhnya.
"tapi Por dia.. " Gresya menggantugkan ucapannya, ia selalu kalah jika Popor sudah menatapnya dengan penuh harap.
"fine! kita pergi!"
Mata Gresya kembali menatap kevin yang kini juga menatapnya, Gresya melihat ada Perasaan bersalah dimata Kevin tapi dia tidak perduli dia sudah terlalu benci pada laki laki ini, dia memilih pergi melangkah lebih dulu dari pada Popor karna dia tau dari tatapan mata Popor mengisaratakan Popor ingin berbicara pada kevin.
Kepergian Gresya diikutin dengan bubarnya kerumunan siswa siswi yang tadi bersorak menyemangatinya, tidak sedikit yang mengacungkan jempol pada Gresya karna keberaniannya.
Popor membatu kevin membenarkan posisinya yang tadinya masih bertupu pada tangannya kini Kevin dibantu duduk di kuris panjang dekat lepangan.
Kevin menatap perempuan yang kini memapahnya kekursi tersebut, dia heran mengapa Popor masih baik kepadanya setelah apa yang dia lalukan, dia benar benar merasa bersalah tapi egonya terlalu tinggi ia tetap menolak untuk mengakui ketulusan dan kebaikan Popor.
"maaf" ucap Popor diikuti tatapan teduh Kevin, tatapan yang baru sekali ini dia liat dari kevin untuknya, bertahun tahun yang di berikan hanya tatapan dingin penuh kebencian.
"setelah ini gue akan hilang dari dunia lu.."
"gua akan kubur harapan dan perasaan gue ke lu Vin" sambung Popor yang kini meremas bajunya mengisaratkan ia sedang menahan tangisnya, sementara Kevin tidak melepaskan tatapannya pada Popor.
"ini salah gue sepenuhnya, gue telalu maksain perasaan gue ke lu"
"tapi gue cuma pengen lu tau Vin gue enggak pernah minta sama Tuhan buat ngasih perasaan cinta ini ke gue, tapi semuanya ngalir gitu aja... Tapi dengan nama Tuhan juga gue sekarang berjanji sama lu, gue enggak akan muncul lagi dihidup lu dengan kesengajaan, gue engga akan buat lu risih lagi.. "
"satu lagi Vin detik ini juga perasaan gue ke lu udah gue anggap mati, anggap aja gue enggak pernah ada di dunia lu"
"oh ya happy graduation Vin, good bye"
Kini popor berdiri seraya mengusap kasar air matanya yang sedari tadi ia tahan agar tidak terjatuh kemudian melangkah cepat meninggalkan Kevin.
Sudah cukup jauh Popor meninggalkannya, kevin menatap punggung perempuan tersebut dengan tatapan bersalah.
"Maaf.. " ucapnya lirih hanya Tuhan Dan dia sendiri yang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan Popor
Fanfiction"aku menolak kehadirannya, tapi saat itu juga sebagian ruang dihatiku terasa kosong ketika dia meng "Iya" kan untuk pergi" -kevin sanjaya- "cinta itu indah tapi hanya untuk orang orang yang terbalas" -popor sapsiree