Kevin berjalan menyeret koper hitam miliknya, bergegas untuk melakukan cek in keberangkatannya menuju , wisata yang akan Kevin jadikan sebagai tempat menyembuhkan diri setelah luka yang ia alami. Entahlah, Kevin tidak tau apakah ini berhasil atau tidak, yang jelas ia hanya ingin pergi ketempat dimana disana dia bisa menenangkan diri. Kevin bersyukur karna untuk pertama kalinya ia diberikan izin untuk pergi berlibur tanpa diinterogasi panjang lebar oleh Papanya apa lagi ini bukan hari libur.
"oh iya, Gue belum kasi tau Fajar buat ngehandel semua jadwal Gue, tapi... kalau gue yang kasi tau nanti pasti Fajar bakalan nanyain gue dimana, yaudahlah nanti biar dia tau sendiri aja, Papa juga pasti nanti kasi tau dia" ucap Kevin kemudian kembali mematikan ponsel miliknya.
Setelah menyelesaikan tahapan demi tahapan ahirnya sekarang Kevin sudah berada didalam pesawat, dia akan pergi menghilang memang tidak selamanya tapi setidaknya ia bisa menyendiri, ia bertekad untuk meninggalkan semua kesedihannya persis seperti pesawat yang meninggalkan landasannya.
Kevin menatap keluar jendela pesawat yang memperlihatkan indahnya tumpukan awan-awan yang berwarna putih, namun sedetik kemudian dia kembali tertunduk mana kala bayangan Popor terlintas di fikirannya. Kevin tiba-tiba mengingat pertanyaan Popor saat mereka berdua di Telaga Saat kala itu, dimana Popor bertanya tentang kapan mereka bisa mendatangi tempat-tempat indah di negri ini dan waktu itu dengan percaya dirinya Kevin menjawab mereka bisa pergi bersama saat Popor menerimanya lagi dan memberikan ia kesempatan kedua, Kevin tersenyum miris, harusnya waktu itu ia sadar diri bukan percaya diri, sekarang harapan itu mungkin sudah lenyap mengingat Popor telah memilih orang lain.
Kevin membuka layar ponselnya, ia membuka galeri dan melihat foto Popor yang ia ambil tanpa sepengetahuan Popor saat di Telaga Saat, foto tersebut memperlihatkan Popor yang tengah tertawa hingga matanya menyipit sempurna, benar-benar cantik.
"Por! aku kangen tapi sekarang aku udah enggak bisa leluasa ngungkapin apa yang aku rasain" batin Kevin
"andai dulu aku enggak sebodoh itu dalam membaca perasaan aku sendiri mungkin ini semua enggak bakalan terjadi" batin Kevin kemudian kembali menatap keluar jendela pesawat.
"kenapa Gue selalu terlambat..." ucap Kevin pelan.
Lombok Internasional Airport
Kevin berjalan dari bandara dengan langkah tenang, dia terlihat sangat tampan. Kevin melirik arloji miliknya, sekaranh dia tengah menunggu mobil yang ia sewa selama berlibur, bebera menit kemudian mobil hitam menghampirinya dan benar saja mobil tersebut adalah mobil yang ia sewa.
"maaf mas, udah lama nunggu?" tanya supir tersebut.
"enggak kok Pak! enggak sampe sepuluh menitan, kita langsung ke Hotel ya Pak!" ucap Kevin yang hendak memasukkan kopernya kedalam bagasi.
"eh... Mas sinj biar saya aja" cegah supir tersebut.
"enggak apa-apa Pak saya bisa sendiri kok" ucap Kevin kemudian tersenyum tulus.
Mobil yang ditumpangi Kevin berjalan jeluar dari area bandara, diperjalanan menuju hotel Kevin terus berbincang dengan supir tersebut, kalau dilihat-lihat bapak supir ini menyenangkan, dia juga bisa dibilang berwawasan luas.
"Mas Kevin berapa hari liburan di Lombok?" tanya Supir tersebut.
"dikasi waktunya satu minggu Pak Iwan, tapi kalau masih belum tenang mau saya perpanjang" jawab Kevin.
"loh, memangnya enggak dimarahi sama Papa nya mas Kevin" tanya Pak Iwan.
"satu lagi Mas, kesini mau nenangin diri? Mas Kevin ada masalah ya? eh... maaf Mas saya lancang nanya-nanya" sambung Pak Iwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan Popor
Fanfiction"aku menolak kehadirannya, tapi saat itu juga sebagian ruang dihatiku terasa kosong ketika dia meng "Iya" kan untuk pergi" -kevin sanjaya- "cinta itu indah tapi hanya untuk orang orang yang terbalas" -popor sapsiree