demi aku!

56 16 12
                                    

Fajar duduk di tepi raanjang ditemani Pak Iwan dan juga Pak Rudi, mereka masih menunggu Kevin yang belum sadarakan diri.

"bocah semprul pake acara pingsan lagi" omel Fajar seraya melihat kearah Kevin.

Fajar memang masih kesal pada Kevin tapi raut khawatir diwajahnya tidak bisa Ia sembunyikan, bagai manapun Kevin tetap sahabatnya.

"jangan ngomong gitu mas, kasian dia" ucap Pak Rudi.

"iya Mas bener, toh selama disinu Mas Kevin juga enggak tenang liburannya" ucap Pak Iwan.

"halah... enggak tenang? kalau enggak tenang kenapa enggak pulang" ucap Fajar.

"ya... namanya juga orang lagi marah Mas gimana dong" ucap Pak Iwan lagi.

"Lah dia yang salah kok" balas Fajar tak mau kalah.

"terserah Mas Fajar deh! Mas Fajar enggak mau dikasi tau"

Eghh

"Popor" ucap Kevin lirih yang dengan mata yang setengah terbuka.

Pak Iwan dan Pak Rudi dengan sigap membatu Kevin yang ingin bangkit untuk duduk.

"Jar" panggil Kevin pada Fajar yang masih membuang muka sejak Kevin menyadarkan diri.

"paan" sahut Fajar dengan nada ketus tanpa melihat kearah Kevin.

"lu masih marah sama Gue?" tanya Kevin dengan suara lemah.

"gak! Gue enggak marah, tapi masih marah banget" jelas Fajar.

Kevin menghela nafasnya pelan, dia memaklumi sikap Fajar.

"Jar!" panggil Kevin lagi.

"paan lagi" tanya Kevin.

"gu---gue mau lihat Popor" ucap Kevin.

"masih mau Lu liat dia, bukannya..."

"Jar plis! Gue enggak mau debat, Gue mau lihat Popor"

"Gue mohon hiks... hiks" sambung Kevin yang mulai menitihkan air matanya.

"busett ngapain nangis sih" Batin Fajar.

Fajar menghela nafasnya, dengan rasa malas dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Gresya kemudian menyerahkan ponsel tersebut pada Kevin.
Beberapa detik menunggu ahkhirnya wajah Gresya nampak di layar ponsel milik Fajar.

"hallo Ja... Kevin" ucap Gresya setengah berteriak, karena terkejut yang ia lihat bukan Fajar pemilik ponsel melainkan Kevin.

"Kevin? mana Kevin" suara terdengar mendekati Gresya.

"i---ini Om" ucap Gressya dengan terbata-bata.

Hardianto mengambil ponsel tersebut dari tangan Gresya, sekarang Ia bisa melihat wajah putranya yang beberapa hari ini tidak pernahengabarinya.

"Kevin! apa-apaan kamu, siapa yang ngajarin kamu jadi pengecut dan lari dari masalah hah!" ucap Hardianto prnuh emosi.

"kamu tau! Popor hampir mati gara-gara tingkah yang kaya anak-anak"

"egois! enggak mau denger penjelasan orang lain!" sambung Hardianto, sementara Kevin hanya diam mendengar ucapan ayahnya tanpa menjawab satu katapun karena Ia tau ini semua memang salahnya.

"sudah lah Har, jangan dimarahi terus, kasian dia"

Terdengar suara lelaki yang asing ditelingan Kevin.

"itu suara siapa Pah" tanya Kevin setelah lama diam.

Sosok yang asing tersebut terlihat dilayar ponselnya, lelaki yang sepertinya tidak jauh umurnya dengan orang tua nya.

kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan PoporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang