"tetap disini, ada yang mau gue omongin sama Lu"
Kevin berdiri mensejajarkan dirinya dengan Popor, sebenarnya ada perasaan ragu didalam hatinya tapi bagai manapun semuanya harus diperbaiki.
Popor menatap Kevin dengan penuh penasaran, Popor menerka-nerka tentang apa yang akan dilakukan Kevin kepadanya. Popor kembali tertegun melihat tangan Kevin yang terulur dihadapannya, Kevin mengajaknya bersalaman?.
"untu apa?"
pertanyaan Popor membuat Kevin tersenyum singkat.
Kevin tersenyum seraya menggaruk pelipisnya yang tak gatal, dari banyaknya perubahan dalam diri Popor saat ini ada satu hal yang Kevin lihat belum berubah, Keluguannya! "
"Jangan munafik! cepet jabat tangan Gue!" titah Kevin yang membuat Popor semakin bingung, lihat tauatan alisnya semakin memperjelas bahwa kebingungan tingkat dewa.
"dulu murahan! sekarang munafik! besok apa lagi?" kini tatapan popor berubah sendu.
Kevin menyesali perkataannya, harusnya dia bisa besikap lembut agar semua kembali membaik tapi ini? Malah membuat perempuan dihadapnnya ini mengingat lukanya dimasa lalu.
"Gue ini bodoh! Gue enggak ngerti maksud Lu" ucap Popor dengan menekan kata bodoh.
"langsung ngomong aja" ucap Popor degan nada ketus.
Kevin menghela nafasnya pelan, dari nada bicara Popor dia tau sekarang Popor mulai tersulut emosi.
"maaf untuk kejadian lima tahun lalu.." ucap Kevin yang kini kembali mengulurkan tangannya.
Popor diam menatap tangan Kevin yang kini kembali terulur dihadapannya, bukannya menjabat Popor malah tersenyum miring hingga membuatnya terkesan misterius.
Popor menepis pelan tangan Kevin, tangannya ia masukukkan kedalam kantong celananya entah apa yang difikirkan gadis ini sekarang.
"Lu enggak salah! Lu enggak perlu minta maaf.. "
"everything is my mistake! Persis seperti apa yang gue bilang lima tahun yang lalu" sambung Popor yang kini mengalihkan pandangnya seraya menghela nafasnya.
"Lu marah kan sama gue?" tanya Kevin tetapi sedetik setelah itu Kevin merutuki pertanyaannya yang terkesan sangat bodoh, setela apa sudah dia lakukan tidak mungkin Popor tidak marah padanya.
pertanyaan Kevin lagi-lagi membuat Popor tersenyum kali ini dalah senyuman miris, dia sama seperti Kevin sama-sama manusia rasanya munafik sekali jika Popor tidak terluka dan marah padanya.
"iya! bahkan gue benci sama Lu" balas Popor enteng sehingga membuat Kevin terlihat gusar.
"i'm human too, tapi dibanding lu mungkin hati gue lebih mulia sehingga sekarang gue berusaha untuk menerima dan memaafkan semuanya!"
"tapi sialnya! Ketika gue sedang berusaha, Tuhan kembali mempertemukan kita dan membuat gue inget semuanya!"
Kevin menatap Popor lekat, dia bisa melihat dengan jelas mata perempuan tersebut dipenuhi amarah saat ini, dan yang paling membuat dada Kevin terasa nyeri saat ini adalah ketika dia melihat mata perempuan tersebut mulai mengeluarkan cairan bening yang mungkin itu adalah wujud dari amarah yang kini sedang ia tahan.
Tangan Kevin tergerak ingin menyeka air mata Popor tetapi dengan cepat Popor menjauhkan wajahnya.
"don't touch! Jangan kotorin lagi tangan Lu karna nyentuh perempuan murahan seperti gue" ucap Popor dengan suara bergetar.
Nafas Kevin tercekat semua kata kata yang keluar dari mulut Popor seolah seperti pengulangan dari semua perkataannya lima tahun lalu.
Kevin memang belum mengerti seperti apa posisi Popor dihatinya, tapi melihat perempuan menangis dihadapannya Saat ini membuat dadanya sesak dan semua lelaki pasti merasakan hal yaang sama sepertinya bukan? , tapi hey! dulu saat Popor menangis dihadapannya setelah dipermalukan olehnya, dihati Kevin tidak ada rasa kasihan yang terbesit dihatinya.
"what should I do that you can forgive me?" ucap kevin lembut setelah lama terdiam, matanya masih setia menatap lekat kearah Popor.
"gue enggak minta lebih! gue cuma minta Lu berdoa supaya tuhan enggak mempertemukan lagi kita berdua!" ucap Popor.
"biar gue bisa hidup dengan tenang tanpa harus inget semua yanh terjadi.."
"gue juga pengen bahagia Vin.. " sambungnya dengan suara lirih.
Air mata Popor kian deras, dia tida tidak ingin terlihat lemah dihadapan Kevin, berulang kali ia mencoba menyekanya dan mecoba menguatkan dirinya agar tangisnya mereda tapi tidak bisa, sakit yang dia rasakan terlalu kuat bahkan perasaan kasihan melihat keadaan dirinya sediri juga turut ikut menyelimuti perasaanya.
"baik! Tapi kalau setelah gue berdo'a dan tuhan tetap mempertemukan kita lagi bagai mana?" tanya Kevin.
Popor terdiam dia tidak bisa menjawab pertanyaan Kevin kali ini, gemuruh didadanya semakin kuat, pertanyaan dari Kevin membuat dia menyadari bahwa permintaannya pada Kevin secara tidak langsung telah mendekte Tuhan.
Kevin semakin mendekati Popor yang masih terdiam karna memikirkan pertanyaanya, Kevin memegang pundak Popor sehingga membuat Popor tersadar dan mentap kearahnya dan dengan satu tarikan kini Popor sudah berada dalam dekapan Kevin.
Kevin mengelus punggung Popor lembut berniat menguatkan. Perlahan Popor mulai tenang, Kevin bisa melihatnya dari pundak Popor yang berhenti naik turun seperti sebelumnya.
"jangan paksain diri Lu"
"kalau saat ini lu belum bisa maafin kesalahan gue, gue enggak masalah" ucap Kevin pelan tetapi dapat terdengar jelas oleh Popor karna posisi Kevin yang masih memeluknya penuh kehangatan.
Popor mulai membalas pelukan Kevin kini Popor melingkarkan tangannya dipinggang Kevin.
"waktu itu gue benar-benar kelepasan, lu tau kan sebelumnya gue selalu biarin lu ngelakuin apapun ke gue walaupun gue sangat risih waktu itu" ucap kevin lembut.
kini Kevin melonggarkan pelukannya dan menatap Popor diikutin senyum tulusnya, sementara Popor hanya mengagukan kepalanya mendengar pernyataan Kevin.
"maybe it's so late to say sorry but i must do it! Will you forgive me?" Tanya Kevin lagi.
"ya" jawab Popor singkat seraya tersenyum.
Kevin kembali memeluk Popor dengan petasaan yang penuh kelegaan.
"khem... Udah kali pelukannya"
Suara dari fajar membuat Kevin dan Popor terkaget dan melepaskan pelukannya, mereka tidak sadar sedari tadi mereka diperhatokan oleh Gresya dan fajar.
"anu Jar tadi gue... " ucapan Kevin terpotong karna langsung disambar oleh Fajar
"tadi abis dimarahin sama Popor, terus lu minta maaf sama Popor, terus lu meluk Popor, terus lu terus di maafin dan meluk lagi kan?" ucap Fajar panjang lebar dengan nada mengejek tak lupa tangannya diayunkan sangat gemulai layaknya seorang banci.
"Jar hahhaha.. Lu kok bisa hafal banget" kini tawa Gresya pecah setelah melihat kelakuan Fajar.
"iyalah.. kan tadi lu juga liat Gress"
Popor tertuduk malu seraya menghapus sisa air matanya, senyumnya tidak bisa ditahan lagi dia benar-benar malu saat ini, kondisi Kevin tidak jauh berbeda, dia mati-matian menahan senyunya dan pipinya juga merona tapi Kevin memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal menetralkan keadaan, tentunya dengan hanya kembali memasang wajah datarnya.
Hallo teman-teman, maaf baru bisa UP sekarang autornya sok sibuk haha! Semoga dapet Feel nya ya, selamat membacaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan Popor
Fanfiction"aku menolak kehadirannya, tapi saat itu juga sebagian ruang dihatiku terasa kosong ketika dia meng "Iya" kan untuk pergi" -kevin sanjaya- "cinta itu indah tapi hanya untuk orang orang yang terbalas" -popor sapsiree