All memories about him:(

88 17 0
                                    

Hari-hari tanpa jadwal pemotretan akan menjadi hari yang membosankan bagi Popor, baginya bermain dengan lensa kamera adalah sesuatu yang sangat candu, dia menyukai setiap bunyi dari kameranya dan kebahagiaan yang teramat bisa ia rasakan hanya karna melihat hasil dari jepretannya sekalipun mungkin tidak sebagus potopgrapher diluar sana.

"ngapain ya? bosan banget rasanya enggak ngapa-ngapain! Gress juga pulangnya lama banget katanya ke mall bentar doang" Popor menggerutu.

Popor berjalan modar mandir dengan tangan tangan yang ditaruh dipinggang.

"ahaa i see! aku pindahin paketan yang dateng kemaren aja kali ya kebelakang, toh belum dipake juga" ucap Popor berbicara pada dirinua sendiri.

Popor mengangkat beberapa kardus berukuran sedang yang berisi paketan yang belum terbuka, Popor juga tidak begitu ingat apa saja yang ia beli tetapi yang paling ia ingat adalah ia memesan hiasan yang akan dipajang dikamar yang dibelinya karna inisiatif dari Gresya.

Popor masuk kedalam ruangan diamana banyak barang-barang Popor yang lama tidak terpakai namun sengaja disimpan oleh Popor, ia melangkah menuju lemari yang cukup besar didalam ruangan tersebut, Popor sedikit menundukkan badannya meniup gagang pada lemari yang berdebu kemudian menata kardus yang ia bawa, saat akan selesai netra Popor melihat sebuah kotak yang ukurannya sama dengan kotak yang baru saja ia tata akan tetapi kotak yang ia lihat kali ini berbalutkan kertas kado berwarna Pink dengan corak Teddy bear.

Tangan Popor bergerak mengeluarkan kotak tersebut dari dalam lemari, Popor tersenyum getir melihat kotak yang ia genggam sekarang, ia melangkah menuju ruang tamu berniat mebuka kotak tersebut.

Disisi lain Gresya baru saja keluar dari sebuah mall, dia tampak kewalahan membawa belanjaannya, sesekali dia celingak celinguk seperti mencari sesuatu.

"taxi yang gue pesen belum dateng mana belanjan gue banyak banget lagi, ini kalau nanti Popor liat pasti diceramahin" gumam Gresya.

Lewat sepuluh menit taxi yang ditunggu tidak kunjung datang Gresya hanya bisa berdecah sebal. Saat sedang menunggu tiba-tiba ada yang menepuk pundak Gresya alhasil Gresya terkejut dan menjatuhkan belanjaannya yang tadinya ia genggam.

"celingak celinguk bae neng" Ledek Fajar.

"ampun! kaget banget gue! Fajar lu kebiasaan banget sih!" omel Gresya.

"haha.. abisnya dari tadi lu kaya maling aja celingak celinguk" ejek Fajar alhasil Gresya menarik rambut Fajar karna kesal.

"dimana dia" batin Kevin

Sedari tadi Kevin tidak terlalu mementingkan Fajar dan Gresya, Kevin mengedarkan pandangannya mencari Popor tetapi dia tidak menemukan sosok yang ia cari, padahal ia sangat berharap Popor ada bersama Gresya .

"Gress! mm.. Popor mana?" ahirnya Kevin memberanikan dirinya bertanya pada Gresya.

"oh Popor! dia dirumah Vin, dia jarang banget mau kalau gue ajak keluar, kenapa? tumben lu nyariin Popor?" Gresya berbalik bertanya.

"mm---anu itu apa eee--- enggak nanya aja Gress! kan biasanya dia sama lu mulu" jawab Kevin yang kini terlihat canggung.

Syukurlah Kevin bisa menemukan jawaban yang tepat, jika tidak bisa-bisa Gresya bisa curiga padanya, sebenarnya Kevin tidak mempermasalkan jika Gresya mengetahui tentang perasaannya pada Popor, tapi entah kenapa Kevin berfikir Gresya tidak akan membiarkannya mendekati Popor, Kevin tau bagai mana sayangnya Gresya pada Popor, luka yang pernah ia toreh dihati Popor akan memperkecil kepercayaan Gresya padanya, dan Kevin paham Gresya hanya tidak ingin Popor disakiti oleh orang yang sama untuk yang kedua kalinya.

kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan PoporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang