Popor mendratkan bokongnya disofa rumahnya yang ia dan Gresya tempati, Popor merasakan penat yang luar biasa setelah seharian penuh ia melakukan pemotretan, sekalipun melajukan beberapa kali istirahat di lokasi tapi tetap saja semua badannya terasa pegal. Popor ingin membesihkan dirinya sekarang tetapi sebelum itu Popor menyandarkan punggungnya dan menatap kearah langit-langit, seperti ada yang kurang dalam dirinya tapi dia tidak tau dan coba mengingat-ingat seraya mengatur nafasnya agar fokusnya kembali terjaga namun sedetik kemudian Popor membulatkan matanya dan kembali terduduk tegak karna mengingat ponsel miliknya yang tidak ia sentuh setelah membalas pesan singkat dari Kevin, ia mulai sibuk merogoh kantong baju dan celannya tapi ia tidak menemukannya.
"Gress! Gress!" panggil Popor seraya mencari keberadaan Gresya dan ia menemukan Gresya yang sedang mengembil air minum di Kulkas.
"apasih Por berisik banget!" omel Gresya.
"HP Gue mana?" tanya Popor.
"ya ampun! Popor Sapsiree Taerattanachai lu panik, teriak-teriak kayak emak kehilangan tupperware cuma gara-gara HP? Lu bener-bener ya!" omel Gresya yang kini menatap Popor dengan berdecap pinggang.
Popor menggaruk tengkuknya mendengar omelan dari Gresya, tapi memang benar yang dikatakan Gresya harusnya dia tidak perlu panik, toh juga ponsel pribadinya tidak seramai ponsel yang digunakan untuk bisnis pemotretannya yang dipegang oleh Gresya, kalaupun ada notifikasi biasanya itu hanya dari orang tuanya tetapi ahir-ahir ini ada nama baru yang sering muncul dinotifikasi siapa lagi kalau bukan Kevin, tunggu percaya diri sekali dia kalau Kevin akan menghubunginya memangnya dia siapa? terlepas dari itu semua Popor tetap rindu Ponselnya.
"bukannya lu taruh di tas pas udah selasai makan siang?" tanya Gresya kemudian meneguk air yang ada ditangannya.
"oh iya!" Popor menepuk jidatnya kemudian berlari mencari tas yang tadi diletakkan didekatnya, sementara Gresya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.
"nah ini dia!" ucap Popor dengan penih semangat kemudian memeluk ponsel miliknya.
"ini kok gue deg-degan ya padahal cuma mau nyalain HP doang" gumam Popor yang tidak tau kenapa merasakan keraguan ketika hendak menghidupkan ponselnya.
Popor mulai menghidupkan ponselnya dan ketika data seluler pada ponselnya dihidupkan beberapa kali notifikasi berupa pesan dan beberapa panggilan yang tidak terjawab muncul di Ponselnya yang membuat Popor tersenyum tapi sedetik kemudian Popor kembali digerogoti rasa bersalah karna terkesan mengabaikan sang pengirim dan penelpon yang tidak lain adalah Kevin.
"gimana nih banyak banget chat dari Kevin yang enggak kebales, sampe nelpon ada apa ya kira-kira" gumam Popor.
"pasti ada yang penting! enggk mungkin banget dia kek gini karna kangen sama gue hahha... mimpi lu Por! Jangan kejebak sama perasaan Lu sendiri Por" batin Popor.
"gue telpon bakik aja kali ya, tapi... udah tidur apa belum ya? ah coba aja deh"
Popor menekan nomor Kevin dan telpon mulai terhubung dan setelah beberapa detik menunggu ahirnya telpon dari Popor diangkat dan terdengar suara Kevin yang terdengar berat, mungkin lagi-lagi tebakannya benar Kevin sudah tertidur apa ia tidak mengganggu tidur Kevin? entahlah.
"hallo, siapa ini?" tanya Kevin dengan mata yang masih setengah sadar.
Popor menahat tawanya mendengar suara Kevin, sepertinya Kevin tidak sempat melihat nama penelpon.
"hal---hallo Vin? ini gue Popor! Lu udah tidur ya? Maaf gue ganggu Lu" ucap Popor dari seberang telpon.
Kevin yang mendengar ucapannya Popor lantas membuka matanya lebar kemudian bangkit dari tidurnya, Popor meneleponnya? ini bukan mimpi?.
KAMU SEDANG MEMBACA
kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan Popor
Fanfiction"aku menolak kehadirannya, tapi saat itu juga sebagian ruang dihatiku terasa kosong ketika dia meng "Iya" kan untuk pergi" -kevin sanjaya- "cinta itu indah tapi hanya untuk orang orang yang terbalas" -popor sapsiree