the answer!

76 20 8
                                    

Hari ini hari akan menjadi hari yang membahagiakan sekaligus mendebarkan bagi Kevin, bagai mana tidak? Dia akan bahagia karna akan mendapatkan jawaban dari segala kegelisahannya tetapi merasa takut juga jika jawaban yang ia dapatkan tidak sesui dengan apa yang ia fikirkan.

Kevin duduk dikursi ruang kerjannya, sesekali ia menatap arlojinya yang menapkan detik demi detik yang akan mengantarkannya pada kenyatan yang nantinya akan diterima. Kevin merogoh kantong celananya, mengeluarkan benda pipih berwarna hitam tersebut.

"hallo Jar? Lu jadi kan bantuin gua nyiapin tempatnya?" tanya Kevin.

Ternyata yang Kevin hubungi adalah Fajar, sahabat terbaiknya yang selalu siap membantunya, ya walaupun kadang-kadang Kevin selalu dia buat kesal oleh tingkah dan perkataannya.

"Vin! Lu dari tadi nelpon mulu... kan tadi Gue bilang iya Kevin Sanjaya..." balas Fajar dari seberang telpon yang terdengar geram.

"ya... kan Gue mastiin doang Jar elah.. " balas Kevin lagi.

"eh sutiman! Lu mastiin atau neror? Lu nelpon Gue puluhan kali hari ini buat nanyain hal yang sama! buset lu persis banget emak-emak, rempong!" serkas Fajar.

"baru juga tiga puluh kali hahah.. " ucap Kevin kemudian tertawa, Kevin bisa membayangkan raut wajah Kesal Fajar, beruntung Kevin tidak berada didekatnya sekarang kalau tidak habis sudah.

"udah! Sekarang Lu jangan telpon Gue lagi! ini Gue lagi nyiapin tempatnya, udah Lu mending siapin diri Lu dari sekarang! awas aja kalau nanti pas acara lu malah gepagapan! Gue sumpel mulut Lu pake pasir mau Lu!" oceh Fajar.

"ay... ay...  captain!" balas Kevin diikuti Kekehan kemudian ia mematikan saluran telpon tersebut.

Kevin tidak hentinya-hentinya tersenyum hari ini, Dia seperti tidak bisa mengontrol otot Pipinya agar tidak bergerak membentuk senyuman, entahlah dia terlalu bahagia.

"semoga aja jawabannya sesui dengan apa yang Gue harepin! Gue pengen jadiin Popor milik Gue, Gue enggak mau nunda lagi" ucap Kevin yang kini menatap cincin yang ia keluarkan dari kantong Jas nya.

Kevin diam sejenak dengan jari telunjuk yang dipukulkan pada meja dia tampak memikirkan seatu namun sedetik kemudian ia meraih ponselnya yang ia letakkan didepannya setelah menelpon Fajar,  ia memencet layar benda pipih tersebut kemudia setelah ia mengarahkannya ketelinganya.

"hallo" sapa Kevin.

Kevin ternyata menghubungi seseorang, siapa lagi? Fajar? Entahlah.

Disisi lain Popor sedang duduk disofa dengan pakaian santai, persis seperti pakainnya dia juga sedang santai dirumah tidak melakukan aktivitas apapun, tapi kini dia tengah tersenyum manis karna mendapat telpon, ya siapa lagi kalau bukan Kevin.

"hallo" balas Popor.

"kamu lagi ngapain?" tanya Kevin.

"lagi santai aja nih dirumah, kamu lagi dikantor ya?" kini Popor balik bertanya.

"iya, jadi kan nanti malem" ucap Kevin memastikan.

"iya, masa lupa" balas Popor kemudian diikuti kekehan.

"siapa tau aja kan kamu lupa! aku jemputnya jam berapa?" tanya Kevin lagi.

"kamu enggak usah jemput, nanti aku kesana sendiri" tolak Popor.

"lah... masa gitu! enggak aku pokoknya harus jemput kamu"

"Vin... Pliss ya... aku kesana sendiri yah" pinta Popor.

"iya deh terserah kamu, tapi harus dateng ya! kalau kamu enggak dateng aku bakalan marah sama kamu" ucap Kevin.

"ih ngomongnya serem amat, aku pasti dateng, biar kamu tau jawabannya"

kali kedua (God Plot Twist) Kevin dan PoporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang