[ nine ]

23.5K 1.6K 11
                                    

"Queen!"

Kimberly yang sedang asik berbincang dengan para sahabatnya menoleh ke arah pintu kelas yang terbuka dan mendapati Gabriel disana.

"What?" tanya Kimberly.

"Ayo ke tempat Keirlan, we got permission!" ujarnya dengan senyuman lebar di wajahnya.

Senyum Kimberly mengambang, dengan buru-buru ia langsung membereskan barang-barangnya di bantu oleh Serlin.

"Kita boleh ikut juga nggak sih?" tanya Adira.

Gabriel mengangguk. "Kalian juga," ujarnya.

Adira dan Serlin bersorak senang, lalu ikut membereskan barang-barangnya. Begitu juga dengan Jovanka karena gadis itu dipaksa Serlin untuk ikut.

Ke lima remaja itu langsung pergi ke area parkiran dan segera masuk ke dalam mobil milik Gabriel dan David. Gabriel dengan Kimberly dan yang lainnya masuk ke mobil David.

"Berapa jam buat sampe disana?" tanya Kimberly pada Gabriel yang tengah mengendarai mobilnya.

"About an hour."

Kimberly mengangguk paham, ia melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukkan waktu pukul sebelas lebih tiga puluh menit. Turnament nya di mulai tiga puluh menit yang lalu.

Semoga saja saat mereka sampai, semuanya berjalan dengan lancar. Kimberly berharap Keirlan masih baik-baik saja.

"Patner Keirlan siapa?" tanya Gabriel yang mencoba untuk membuat kekhawatiran Kimberly sedikit berkurang.

"Mavel."

"Holy shit!" umpat Gabriel ketika mendengar nama itu keluar dari bibir Berlian.

Kimberly menatap sepupunya itu bingung. "Kenapa?"

"Lo nggak tau kalo Mavel punya trauma sama Keirlan?" tanya Gabriel yang dibalas gelengan oleh Kimberly.

Kimberly hanya tahu jika Mavel pernah dibuat sekarat oleh Keirlan, namun ia benar-benar tidak tahu jika laki-laki itu memiliki trauma karena Keirlan.

"I hope he's fine," kata Gabriel yang dibalas anggukan oleh Kimberly.

Kimberly jadi teringat kejadian dua tahun lalu, saat mereka baru saja menjalankan MOS di hari pertama.

Flashback on.

Para peserta MOS berhamburan ke kantin setelah bel istirahat berbunyi. Termasuk Keirlan dan teman-temannya.

Mood Keirlan yang sedang dalam keadaan buruk, membuat teman-temannya memilih untuk diam daripada nanti berakhir mengenaskan.

Mereka makan dengan tenang setelah pesanan mereka datang, hingga ditengah-tengah mereka sedang makan, suara Keirlan terdengar.

"Fuck!"

Teman-temannya terkejut tatkala mendapati wajah Keirlan yang memerah dengan seragamnya yang kotor karena kuah bakso, dapat mereka lihat tatapan membunuh Keirlan yang menatap ke arah anak laki-laki dihadapannya.

Keirlan berdiri. Tingginya yang tidak seperti anak-anak seumurannya membuat Keirlan harus menundukkan pandangannya agar bisa menatap wajah anak laki-laki yang juga menatapnya.

"Sorry," kata anak laki-laki itu yang tak lain adalah Mavel.

Keirlan mendesis, bahunya terasa panas akibat kuah bakso tadi.

"Sorry, gue nggak sengaja. Lo nggak papa?" kata Mavel lagi.

Teman-teman Keirlan ikut berdiri, berjaga-jaga jika anak itu berbuat sesuatu yang membuat keadaan kantin rusuh.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang