[ extra part 2 ]

14.5K 816 57
                                    

"Woww! makin tinggi aja lo bocah," sapa Serlin begitu melihat Gallen yang datang bersama Kimberly.

Gadis itu memperhatikan Gallen dari atas sampai bawah lalu ke atas lagi. Wajah yang dulunya manis kini sudah berganti dengan wajah tegas namun masih terkesan manis, hanya saja sudah tidak ada lagi pipi chubby di wajah laki-laki itu.

Lalu tubuh yang dulunya pendek dan kurus, kini tingginya sudah melebihi Kimberly, tubuhnya juga terlihat lebih berisi dan juga atletis.

Semuanya benar-benar nampak berbeda setelah hampir satu tahun ini tidak bertemu.

"Lo jadi pendek, Kak," ejek Gallen seraya tersenyum remeh.

Serlin mendengus. "Kurang ajar lo!"

Gadis itu hendak memberinya pukulan, namun dengan cepat Gallen membalikkan badannya dan memeluk Kimberly yang berdiri didekatnya.

Dan secara tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang, Gallen membelalakkan matanya ketika sebuah kepalan tangan hendak mendarat di wajah tampannya.

"Gallen?"

Suara berat seseorang menyapa gendang telinganya, hal itu membuat Gallen membuka satu matanya lantaran ia juga tidak merasakan tinju itu mengenai wajahnya.

Sebuah pelukan erat ia dapatkan dari orang didepannya begitu Gallen membuka matanya, ia membalas pelukan itu tak kalah erat.

"Abang," ujar Gallen seraya menyembunyikan wajahnya di bahu Keirlan. Laki-laki itu malu jika ia ketahuan menangis oleh Serlin, pasti gadis itu akan mengejeknya selama berhari-hari.

Keirlan yang mendengar isakan kecil dari Gallen pun terkekeh pelan. "Cengeng," ejeknya.

"Gara-gara lo, bang. Sebenarnya kakak kandung gue itu lo apa kakak? masa yang nanya kabar sama ngasih kabar ke gue kakak terus, lo mana pernah!" protes Gallen kesal.

"Ajaran siapa pake lo-gue sama gue?" tanya Keirlan yang tidak menggubris protesan Gallen.

"E-eh, keceplosan."

Gallen sontak melepaskan pelukan mereka ketika mendengar nada suara Keirlan yang datar, ia mengusap air matanya yang tersisa lalu mundur beberapa langkah dan bersembunyi di belakang Kimberly.

"Sini, lo!" perintah Keirlan yang langsung dibalas gelengan kencang oleh Gallen.

Serlin yang melihat ekspresi takut di wajah Gallen menahan tawanya, gadis itu memilih untuk pergi dari sana karena sudah tidak dapat menahan tawanya lagi. Takut jika tiba-tiba ia kelepasan.

"Perlu gue seret?" tanya Keirlan yang membuat wajah Gallen memucat.

"Kak.. tolongin Gallen," bisik Gallen pada Kimberly.

Kimberly menggeser tubuhnya, membuat Gallen kembali berhadapan langsung dengan Keirlan. Laki-laki itu menatap Kimberly dengan tatapan meminta penjelasan.

Kesabaran Keirlan sudah habis, laki-laki itu menarik tangan Gallen dan merangkul bahu laki-laki itu. Ia menjitak pelan kepala adiknya.

"Anak nakal, gue ngijinin lo masuk geng motor bukan berarti lo boleh kurang ajar ke gue. Lo pake lo-gue ke Lily juga, hm?" omel Keirlan yang membuat Gallen meringis.

"Nggak, nggak! Gallen tetep kaya biasanya ke kakak, bang. Tadi cuma keceplosan, sumpah!" pekik Gallen karena Keirlan memberikan jitakan lagi padanya.

"Kak, lihat! abang kdrt sama Gallen!" adu Gallen karena Keirlan sekarang mengetekinya dan mengusak kepalanya dengan tangan yang mengepal.

Kimberly mengendikkan bahunya. "Salah kamu, sih. Aku nggak bisa bantu apa-apa," balasnya.

Gallen hanya bisa pasrah.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang