[ nineteen ]

15.8K 1.1K 20
                                    

"Kalian nggak mau tidur disini aja?" tanya Brian pada anak-anaknya.

"Kapan-kapan aja, Pa." Kimberly yang menjawab.

"Hati-hati, ya!" pesan Aura ketika mobil anak-anaknya pergi meninggalkan pekarangan rumahnya.

Aura masuk ke dalam rumah bersama Brian dengan Adimas yang tertidur digendongan pria itu setelah mobil yang dikendarai oleh Gabriel tadi tak nampak lagi di penglihatannya.

"Gue mau tidur disini," kata Gabriel yang ikut masuk ke dalam apartemen.

"Oke," balas Kimberly.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Gabriel bergegas pergi menuju kamar yang biasanya ia pakai. Begitu juga dengan Keirlan dan Kimberly yang masuk ke kamar mereka.

Jika Keirlan langsung merebahkan dirinya di atas kasur, berbeda dengan Kimberly yang lebih memilih untuk duduk di depan meja belajar.

Apalagi jika bukan untuk belajar? meskipun gadis itu sudah pintar yang bahkan adalah juara umum di sekolah, bukan berarti ia tidak perlu untuk belajar lagi.

Kimberly tidak sepintar itu untuk tetap berada di ranking satu, ditambah lagi karena ia ikut organisasi yang mengharuskan ia harus pintar dalam mengatur waktu.

Disela-sela kesibukannya dengan buku-buku yang ada di depan gadis itu, ada yang menaruh segelas susu di atas meja belajarnya.

"Thank you, Baby," kata Kimberly tanpa menoleh ke arah Keirlan.

"Di minum sekarang, Lily."

Kimberly tersenyum simpul, ia mendongak untuk menatap Keirlan yang masih berdiri disampingnya.

"Nanti diminum, kok! kamu tidur duluan aja kalo ngantuk, pasti capek juga, kan?"

"Kalo diminum nanti keburu dingin," balas Keirlan dengan raut wajah kesal.

Meskipun tadinya sempat bingung mengapa Keirlan begitu memaksanya untuk minum susu itu, sekarang ia sudah paham.

Kimberly akan cepat mengantuk jika gadis itu minum susu hangat, jadi Keirlan sengaja memaksanya untuk minum susu itu saat masih hangat. Agar gadis itu mengantuk dan segera tidur.

Secara tidak langsung Keirlan melarang Kimberly untuk begadang.

Orang lain akan menganggap jika tindakan Keirlan adalah pemaksaan, padahal yang sebenarnya adalah perhatian. Perhatian dalam bentuk paksaan.

"Goodjob."

"Baby nggak tidur?" tanya Kimberly saat laki-laki itu duduk disebelahnya setelah mengambil kursi lain.

"Nungguin Lily," balas Keirlan seraya memainkan ponselnya dan bermain game disana.

"Oke," ucap Kimberly.

Setelah itu tidak ada lagi yang membuka suaranya, hanya ada suara game dari ponsel Keirlan yang membuat suasana kamar ini tidak terasa sunyi.

Kimberly menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, merenggangkan tubuhnya yang sudah terasa pegal karena terlalu lama berkutat dengan buku-buku.

Gadis itu menoleh ke Keirlan yang masih setia bermain dengan ponselnya, lalu menghela nafasnya pelan.

"Udahan mainnya," tegurnya karena sudah satu jam lebih laki-laki itu menatap layar ponsel tanpa memakai kacamata anti radiasi.

Keirlan menurut, ia langsung mematikan ponselnya. Lalu tanpa aba-aba berpindah tempat menjadi duduk di pangkuan Kimberly. Memeluk tubuh gadis itu dan mendusel di ceruk lehernya.

Kimberly juga tidak bisa melanjutkan belajarnya lagi jika suaminya sudah dalam mode manja, maka dari itu ia memutuskan untuk berhenti belajar dan menyuruh Keirlan pindah ke tempat tidur.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang