[ forty ]

10K 828 36
                                    

"Mau ngapain?" tanya Kimberly yang menjauh dari Keirlan saat laki-laki itu hendak memeluknya setelah mengantar teman-temannya ke depan.

"Cuddle?" tanya Keirlan dengan ekspresi bingung karna biasanya gadis itu hanya diam menerimanya saat ia ingin memeluknya.

"Inget nggak syarat tadi pagi apa?" tanya Kimberly.

"Syarat.. apa?" tanya Keirlan yang sepertinya telah melupakan apa yang dikatakan Kimberly tadi pagi.

Kimberly menggeleng pelan, gadis itu menepuk pelan sofa sampingnya yang kosong, meminta Keirlan agar duduk disana.

"Nggak ada cuddle kalo kamu berantem atau bolos pelajaran, hari ini bolos berapa mapel? berantem?" tanya Kimberly yang membuat Keirlan meringis.

"Eumm.."

"Em apa? kalo bohong hukumannya ditambah, loh!" ujar Kimberly yang membuat Keirlan tersentak kaget, laki-laki itu menelan ludahnya kasar karena sedari awal ia berniat untuk berbohong.

Keirlan memainkan jari telunjuk dan tengahnya, ia menjalankan dua jarinya mendekati jari-jari Kimberly. Lalu membalikkan telapak tangan istrinya dan memutar jarinya di atas telapak tangan itu.

"Hukumannya apa?" tanya Keirlan pelan, hampir seperti berbisik.

"Kamu bilang dulu hari ini ngapain aja, misal belajar apa? makan apa?" balas Kimberly yang membuat Keirlan tak puas dengan jawaban itu, namun juga tak ingin membantah.

"Hari ini Ilan belajar, Ilan belajar.. "

Keirlan menatap Kimberly yang masih setia menunggu ucapannya yang menggantung dengan cengiran di wajah tampannya, hal itu membuat Kimberly menghela nafasnya.

"Kenapa nggak bisa jawab?" tanya Kimberly dengan sabar.

Cengiran di wajah Keirlan memudar, laki-laki itu mengalihkan pandangannya dari Kimberly ketika mata mereka bertemu.

"Ilan tadi ketiduran," cicit Keirlan pelan.

"Kenapa? tadi malem begadang lagi?" tanya Kimberly yang membuat Keirlan mengangguk pelan.

Semalam laki-laki itu tidak tidur karena ingin menjaga Kimberly, agar gadis itu tidak perlu membangunkannya atau pergi sendiri ketika menginginkan sesuatu.

"Tadi makan apa?" tanya Kimberly lagi karena laki-laki itu tidak mengatakan sepatah katapun.

"Rice bowl," balas Keirlan pelan, laki-laki itu masih tak mau menatap Kimberly ketika berbicara.

"Beneran?" tanya Kimberly lagi, nada bicaranya menunjukkan jika gadis itu belum percaya sepenuhnya.

"Iyaaa."

Kimberly mengangguk, lalu mengenggam tangan Keirlan yang ada didepannya. Gadis itu menyentuh bagian yang memerah ditangan Keirlan, membuat Keirlan sedikit tersentak kaget dan menatap Kimberly yang ternyata menatapnya tajam.

"Kamu yang bilang atau aku yang cari tau?" tanya Kimberly yang membuat Keirlan ketakutan, wajahnya memucat.

"Lily maafin Ilan, Ilan salah. Maafin Ilan," ujar Keirlan dengan bibir yang bergetar, bahkan matanya sudah memerah menahan tangis.

"Maaf, Ilan berantem. Maaf Lily, Ilan janji nggak diulangi lagi," kata lelaki itu lagi dengan mengatakan kata 'maaf' berkali-kali.

"Jangan bilang janji kalo akhirnya diulang lagi," sanggah Kimberly yang membuat Keirlan menangis seketika.

Keirlan tidak suka ketika Kimberly bersikap seperti ini, gadis itu terlihat menyeramkan berkali-kali lipat darinya saat marah. Meskipun tidak ada bentakan ataupun pukulan, namun dari cara bicara dan tatapannya itu membuat Keirlan sangat ketakutan.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang