[ eleven ]

24.6K 1.6K 29
                                    

Bunyi ponsel yang berdering membuat ke sembilan remaja itu terdiam sebentar, untuk memastikan ponsel siapa yang bunyi.

Kimberly mengambil ponselnya, lalu pamit pada teman-temannya untuk mengangkat telepon setelah membaca siapa yang memanggil.

Gadis itu berjalan menjauh dari teman-temannya, dan segera mengangkat panggilan telepon.

"Selamat Malam, Nona. Saya mau mengabari kalau Tuan Muda Gallen sudah sadarkan diri," ujar seorang pria diseberang sana.

"Seriosly?!" tanya Kimberly yang sedikit menaikkan nada suaranya karena terkejut.

"Benar, Nona. Dan Tuan Muda terus mencari Tuan Muda Keirlan," jelas orang itu.

Kimberly langsung menutup panggilannya, ia kembali menghampiri teman-temannya yang sedang asik berbincang.

"Ayo ke rs," ajak Kimberly secara tiba-tiba.

"Gallen udah sadar!" kata Kimberly lagi saat semua temannya menatapnya dengan tatapan bingung dan penasaran.

Kini ekspresi wajah yang tadinya bingung berubah menjadi bahagia, benar-benar ekspresi bahagia dan juga kaget.

Keirlan sendiri tidak bisa membendung perasaan bahagianya ketika mendengar adik satu-satunya telah sadarkan diri, salah satu hal yang dari dulu ia harapkan kini terkabul.

"Lily.." panggil Keirlan dengan senyuman merekah dan mata yang berbinar. Laki-laki itu secara spontan langsung memeluk Kimberly erat.

"Iya, adik kamu sadar," balas Kimberly.

"Pelukannya tunda dulu, woi! buruan ke rs!" seru Gabriel yang membuat mereka melepaskan pelukannya.

Tanpa perlu berlama-lama lagi mereka segera meninggalkan Cafe ini dan pergi menuju Rumah Sakit tempat Gallen berada.

Mereka semua sudah tidak sabar untuk melihat senyuman anak kecil yang dulu menjadi mood booster mereka semua, terutama Keirlan.

Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka sampai karena jarak Cafe dan Rumah Sakit termasuk dekat, mereka segera bergegas menuju lantai sepuluh.

Sesampainya disana, mereka mendapati dua bodyguard dan satu dokter sedang berbincang.

Melihat majikannya datang, dua bodyguard itu memberikan hormat dengan tatapan hangat. Walaupun bukan keluarga mereka, namun mereka juga ikut senang melihat Tuan Muda dan Nona mereka bahagia karena adiknya telah sadarkan diri.

Sang dokter pun tersenyum melihat kedatangan mereka.

"Selamat, Nona Kimberly dan Tuan Muda Keirlan. Tuan Muda Gallen telah berhasil berjuang," kata Dokter dengan dengan senyuman hangat yang masih terpatri diwajahnya.

Kimberly tersenyum. "Terimakasih juga, Om. Udah berhasil merawat Gallen," ujarnya.

Dokter itu mengangguk. Beliau pamit setelah mengatakan kondisi Gallen dan berpesan untuk tidak terlalu berisik saat berada di ruangan Gallen.

"Sana masuk," suruh Kimberly pada Keirlan yang sedari tadi hanya diam saja di depan pintu.

"Lo temenin aja, Kim," bisik Serlin yang duduk di samping Kimberly.

Kimberly mengangguk setuju karena sepertinya Keirlan masih belum cukup berani untuk melihat keadaan Gallen. Selama tiga tahun terakhir ini Keirlan sama sekali tidak mau untuk menginjakkan kakinya di sini karena terlalu takut untuk melihat Gallen.

Gadis itu segera beranjak dari duduknya, lalu mendekat ke arah Keirlan dan mendorong laki-laki itu agar masuk ke dalam ruang inap Gallen.

"A-bang," panggil anak kecil yang terbaring di brankar, Gallen.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang