[ thirteen ]

21.9K 1.4K 50
                                    

Suasana tegang sedang dirasakan oleh para penghuni SMA Kertajaya. Hari ini adalah hari pertama mereka akan melaksanakan ujian sekolah pertengahan semester.

Dapat kalian lihat dari ujung lorong hingga ujung, semua siswa sedang belajar dengan teman-temannya ataupun sendiri, hal biasa yang dilakukan oleh para pelajar saat akan melaksanakan ujian.

"Yaelah nggak sekelas," keluh Rafael ketika melihat daftar nama tempat duduk di mading sekolah.

"Hoki banget gue sekelas sama anak pinter semua," ujar Jayden dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Apaan nih? bisa-bisanya Queen sama Keirlan depan belakang," celetuk Gabriel yang melihat nama keduanya yang berurutan.

"Bacot lo," balas Keirlan.

"Masa nggak ada yang seruangan sama gue, sih?" tanya Serlin ketika tidak melihat satupun nama temannya yang satu ruangan dengannya.

"Ya nasib lo, Ser," balas Rafael yang membuat Serlin mencebikkan bibirnya kesal.

Mereka segera bergegas menuju ruangan masing-masing karena bel sekolah telah berbunyi, untungnya meskipun mereka beda ruangan masih didalam gedung yang sama.

Keirlan dan Kimberly memasuki kelas bersama dengan Jayden dan Adira dibelakangnya.

Semua mata tertuju pada ke empat remaja itu. Padahal mereka hanya jalan seperti biasanya, namun entah apa yang membuat siswa lain menatap mereka begitu intens.

Ah, tentu saja jawabannya karena mereka cantik, tampan dan populer.

Keirlan mengernyit tak suka ketika mendapati teman sebangku Kimberly adalah laki-laki, ia sedikit menggeser kursi Kimberly agar menjauh dari laki-laki itu.

"Jaga jarak," kata Keirlan saat Kimberly hendak bersuara.

Kimberly menghela nafasnya lalu tersenyum, memaklumi kelakuan Keirlan.

"Yaelah, Bos. Cemburuan banget dah lo," celetuk Jayden yang duduk di meja sebelah kanan mereka.

Jadi posisi mereka itu. Kimberly duduk di bangku nomer tiga paling ujung kiri, lalu Keirlan dibelakangnya, Jayden duduk di bangku ke empat nomer dua dari kanan dan Adira duduk di ujung kanan paling belakang.

Bangku disana ada lima baris ke belakang dan lima baris kesamping.

"Masalah lo apa?" tanya Keirlan sengit.

Jayden nyengir. Laki-laki itu segera beranjak dari sana dan pergi ke tempat duduknya.

"Mampus, nekat banget gangguin dia pas mood nya jelek," kata Adira yang menahan tawanya agar tidak meledqk.

Jayden mencebikkan bibirnya. "Gue mana tau anjir dia badmood, tiap hari tampangnya gitu-gitu mulu," balasnya.

"Lo aja yang tolol," balas Adira lagi.

Saat hendak membalas ucapan Adira, pengawas ujian tiba-tiba datang dan meminta semua peserta ujian untuk menaruh tas mereka ke depan kelas.

"Nitip," ujar Adira yang melempar tasnya pada Jayden.

Jayden dengan spontan menangkap tas itu, dengan wajah ngedumel ia berjalan ke depan untuk menaruh tas miliknya dan juga Adira.

Laki-laki itu memberikan jari tengahnya pada Adira yang tersenyum lebar ke arahnya.

Saat ia merubah posisi duduknya kembali ke depan, ekspresi wajahnya berubah menjadi terkejut dan tanpa sengaja ia mengumpat.

"Damn!"

Orang yang duduk di samping Jayden menoleh, "kenapa, Bang?" tanyanya.

Jayden tersentak kaget, ia menoleh ke arah adik kelasnya itu lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Giant Baby [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang