01# Aksara

1.8K 98 19
                                    

"Aksara selalu mengusahakan yang terbaik. Tetapi, garis takdir tidak akan pernah berbohong.

-•••-

Kelopak mata yang semula terpejam perlahan terbuka kala sinar baskara masuk melalui celah ventilasi. Kedua netranya berusaha menyesuaikan cahaya sembari menatap langit-langit kamar.

Denting jam terus berdetak, menggiring waktu yang tidak pernah berhenti. Jika kebanyakan orang akan disuguhi omelan kecil dari ibu kala membangunkan anaknya yang masih terlelap, hal itu tak lagi di rasakan olehnya.

Tidur seorang diri kemudian bangun dengan sendiri pula. Setiap waktu hidupnya selalu diiringi sepi.

Diliriknya jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dengan segera lelaki itu menuju kamar mandi membersihkan diri. Tak butuh waktu lama baginya untuk terlihat tampan dengan balutan seragam putih tak lupa rompi merah yang pas di tubuhnya menambah kadar ketampanan seorang Renandhika Aksara Y.

Sudah tiga tahun ia tinggal seorang diri disebuah apartemen di ibu kota. Tak ada lagi sosok yang sibuk sejak fajar demi menyiapkan sarapan, tak ada lagi yang mengingatkannya untuk tak lupa minum susu padahal ia tak begitu suka susu tapi demi ibu tercinta ia rela meminum habis. Tak ada lagi hal itu. Semua sudah sirna sejak semesta merengkuh kebahagiaannya.

Jika dibandingkan dengan kehidupan remaja pada umumnya, mungkin kehidupan yang dijalani lelaki yang identik dengan buku dan kaca mata satu ini sangat berbeda.

Jika diusianya orang akan menghabiskan waktu untuk bermain tidak baginya yang lebih suka membaca buku dengan earphone yang menyumpal kedua rungunya.

Jika remaja lain disibukkan dengan cinta, bagi Aksara tugasnya hanya menjaga Naraya Sekar Rosalin. Gadis yang sudah menjadi sahabatnya sejak bangku SMP. Gadis yang menemani dirinya selama ini, yang tahu seberapa tangguh sosok Aksara.

Selain buku dan musik Aksara juga mencintai kedamaian dan ketenangan. Oleh karena itu, banyak siswa lebih memilih main aman dengan menjauhi Aksa, padahal dirinya tak seburuk itu untuk didekati. Namun, manusia memang suka berprasangka bukan?

Dari sekian banyak makhluk di muka bumi ada satu orang lagi yang betah berlama dengan Aksa, entah karena sudah paham sifat cowok itu atau karena memang Aksa punya sisi lain yang menyenangkan juga, entahlah. Dia Raden Haidar Syahputra lelaki asal Jogja yang dengan berani mengganggu ketenangannya. Seperti pagi ini,

"Pagi bro." Tanpa sopan santun Haidar merangkul Aksa, hampir saja sang empu terjerembat.

"Dateng tuh biasa aja kenapa sih? Mesti banget heboh?" Kesal Aksa.

Haidar terkekeh gemas, beginilah aslinya sosok Aksa yang dikenal kutu buku dan datar, aslinya mah gak ada tuh kalem-kalemnya yang ada tiap hari Haidar banyak-banyak istighfar biar gak makan hati denger omongan Aksa.

"Marah-marah mulu, kata pepatah itu awali hari dengan senyum bukan amarah." Sambung Haidar.

"Modelan lo mah bikin naik darah mulu."

Asyik berdebat kini mereka sudah tiba di kelas XI IPA 2, kelas mereka.

"Eh tumben lo on time biasanya 10 menit sebelum bel baru dateng." Itu suara Ara- panggilan khusus Aksa dan Haidar untuk Naraya.

Gadis yang sekarang lagi piket itu menatap bingung karena seperti keajaiban melihat si tengil Haidar gak telat.

"Gue telat salah, gue on time salah, riweuh pisan hidup." Gerutu Haidar sambil melepas tas.

Aksa mendekat ke arah Ara, meraih sapu dari tangan gadis itu begitu saja.

"Dih apaan sih Sa gue lagi nyapu main serobot aja."

"Nih."

"Hah?"

Ara bingung, gimana engga? Aksa dateng, ngerebut sapunya, terus sekarang ngasih selembar uang merah.

"Ini ambil. Mending lo ke kantin beliin gue makanan biar gue yang nyapu." Jelas Aksa.

Ara manggut, "Ngomong dong. Sekalian gue ya?"

"Hm."

"Heh, gue nitip juga, roti pizza yang di atasnya ada sosis sama susu coklat ya." Pinta Haidar.

"Duit maneh mana?"

"Ck, itu lah sekalian pake si merah sayang kalo gak dihabisin." Ujar Haidar sambil nyengir pepsod*nt.

Akhirnya dengan segala kelapangan hati, anggep aja amal, duit Aksa ini Ara langsung pergi ke kantin.

Bersamaan siswa yang semakin banyak, Aksa, Ara, dan Haidar duduk di kursi sambil cerita, lebih tepatnya gibah.

"Eh tau gak sih?"

Satu kalimat yang akan melahirkan banyak anak kalimat.

"Mulai deh pagi-pagi gosip." Kata Ara sambil ngemut permen milkita kesukaannya.

"Alah situ juga seneng gibah." Sinis Haidar, "Tapi ini serius, katanya mau ada anak baru tadi gue gak sengaja denger pas lewat ruang guru."

"Terus?" Tanya Aksa singkat.

Haidar memutar mata malas, "Ya gak ada terusnya gue cuma cerita kampret." Sebel Haidar tuh kadang kalo cerita sama Aksa bawaannya emosi untung ada Ara yang bisa menetralisir.

"Cewek cowok?" Tanya Ara kepo.

Aksa menatap Ara dengan raut yang sulit diartikan, "Penting banget?"

"Ya pentinglah Sa, kalo ganteng kan bisa gue gebet."

"Dia ogah sama lo, burik."

Ara sontak memukul lengan Aksa, sekata-kata banget kalo ngomong.

"Mulut lo limis banget pingin gue tabok."

Aksa mengedikan bahu acuh kembali membaca buku setebal 500 halaman, kalo kata Haidar baca kitab suci aja dia masih jarang jadi skip baca buku setebel itu. Tidak untuk ditiru ya!

"Harusnya lo cari cewek juga, gak bosen apa jomblo mulu?" Saran Ara.

"Lo aja bodoh." Lirih Aksa, sangat pelan.

"Cowok. Katanya sih anak pengusaha terkenal, siapa tuh yang dulu main Mahabarata di Antv?" Tanya Haidar berusaha mengingat nama perusahaan yang ia maksud.

"Hah? Siapa njir?" Ara ikut bingung.

"Ituloh yang pandawa."

Aksa mengernyitkan dahi.

"Arjuna?"

"Bukan."

"Sadewa?"

"Bukan kejauhan, si sulung loh."

Ara menutup mulut bangga, "Yudhistira?"

"Nah cakep, Yudhistira Corp maksud gue."

Deg.

Mendengar nama itu, Aksa bergeming. Apa lagi rencana Tuhan untuknya?

-tbc

-•••-

Hai, today i'm deciding to publish my first story with tittle 'AKSARA'. Actually, I feel a little bit nervous. I don't know you all will be like this story or not but tbh I just wanna express myself into story. So, i wrote 'Aksara' just for fun. I'll be so happy if readers like it too.

In this story, I pick Huang Renjun aka main vocal of NCT as visualisation to main role. He is my ultimate bias. I actually falling in love with his angelic voice and also his attitude. There will be another cast too so please don't bring this story in idol real life.

If you're NCTZEN, who is your bias?

Tell you first impression in comment section. See you on next chapter🖐

AKSARA | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang