37# Beautiful Night

81 10 1
                                    

Cw : kissing scene!!

Terhitung sudah lama sekali keluarga kecil itu tidak menghabiskan waktu bersama semenjak banyak kejadian tak terduga yang datang silih berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah lama sekali keluarga kecil itu tidak menghabiskan waktu bersama semenjak banyak kejadian tak terduga yang datang silih berganti. Malam ini bumantara mendukung, sinar bintang dengan cantik memperindah cakrawala. Kuda besi melaju dengan tenang, membelah lautan ibu kota diiringi canda tawa.

Uang bagai wujud tak bernilai, Winata tanpa pikir mengeluarkan biaya besar dengan menyewa sebuah restaurant bintang lima untuk memenuhi permintaan sang istri. Terkesan dadakan memang, namun ketika uang sudah berbicara apapun dapat terjadi.

Restaurant yang sudah dipesan kemudian disulap menjadi tempat dengan nuansa romantis. Winata sengaja meminta konsep itu karena ingin memberikan kesan cinta dan kasih sayang lewat dinner malam ini.

Dengan menghadap hamparan gedung pencakar langit dari balik kaca besar, makan malam itu dimulai dengan sebuah appetizer khas Perancis yaitu smoke salmon canapes—terbuat dari salmon dan roti pumpernickel yang diolesi dengan keju dan tak lupa escargot yang menjadi menu wajib dicoba ketika berkunjung ke restaurant Perancis.

"Do you wanna try the escargot?" Rena mengangguk disertai senyum kecil, kemudian membuka mulutnya ketika Winata mengarahkan makanan tersebut ke arahnya.

"Delicious." Cicitnya ketika merasakan bawang putih, kaldu ayam dan peterseli dalam Escargot memenuhi indera pengecapnya.

Diam-diam kurva melengkung terbit pada paras rupawan Galaksi. Tak ada yang lebih indah dari menyaksikan bagaimana dua orang terkasihnya kembali merajut kasih. Ia kembali merasakan keluarga yang harmonis.

Galaksi berdehem singkat, menarik atensi kedua orang tuanya agar tidak melupakan kehadirannya juga. Dengan wajah yang dibuat merajuk anak itu berujar dengan gemas.

"Aku juga mau disuapin, Aaaaa." Rena tertawa lalu menyuapi Galaksi dan mencubit pipi tembam sang putra.

Setelah menghabiskan beberapa menu appetizer, makanan utama pun disajikan—masih dengan berbagai makanan berat khas negeri dengan Menara Eiffelnya itu.

"Galaksi ke belakang sebentar." Pamit Galaksi kemudian beranjak dari duduknya.

Setelah memastikan jarak aman, Galaksi menghela napas pelan, memandang dari jauh mama papanya yang kini sedang menebar kasih satu sama lain. Ia sengaja pergi dari sana, memberi ruang bagi mama papanya untuk berbicara berdua.

Winata menggenggam tangan Rena, memberi afeksi dengan cara mengelus lembut punggung tangan sang istri.

"You look so beautiful tonight." Puji Winata lalu mengecup tangan Rena, menghadirkan semburat merah pada paras cantiknya.

Keduanya menatap satu sama lain dengan lamat. Menyelami netra sekelam jelaga yang kini tampak berbinar. Winata akui bahwa Rena sangatlah menawan. Meski ada sisi masa lalu yang masih tersisa dalam hatinya, namun sosok Rena juga tanpa sadar mengambil tempat di dalam hatinya.

Semakin lama jarak keduanya semakin terkikis. Winata mengarahkan wajah sang istri mendekat hingga ranum keduanya saling bersentuhan. Mulanya tak ada yang bergerak, hingga perlahan Winata mulai melumat bibir Rena dengan sangat lembut. Tak ada rasa terburu-buru, semua tersalurkan dengan tenang seperti air mengalir.

Rena mulai menikmati ciuman mereka, membalas ciuman Winata yang semakin lama semakin dalam. Winata membawa tangan Rena untuk mengalung pada lehernya, lidah keduanya berkelit satu sama lain, saling berganti posisi mencari kenyamanan.

Rena tersentak saat Winata mengangkat tubuhnya, membawa dirinya pada pangkuan sang suami tanpa melepas pangutan sedikitpun. Rena meremas rambut Winata saat merasakan ciuman itu semakin menuntut ditambah tangan Winata yang mulai menjalar ke area punggungnya memberi rasa nikmat yang sudah lama tak ia rasakan.

Winata mengabsen rongga mulut Rena, menyesap ranum semerah cherry itu dengan intens. Tangannya terus meraba bagian sensitif sang istri, mengelus penuh kelembutan yang justru semakin memabukan bagi Rena. 

"Eummhh." Lenguhan halus berhasil lolos dari mulut Rena yang tak kuasa menahan nikmat yang Winata berikan.

Ciuman panas itu berpindah, Winata mulai menyesap leher jenjangnya, membawa pada kenikmatan lain. Rena mendongak memberi akses lebih pada Nata untuk menjamah lehernya dan pria itu dengan brutal memberikan tanda kepemilikan disana.

"Akkhhh..."

Suara erangan Rena menarik kesadaran Winata. Pria itu menyudahi acara panas mereka dengan keadaan keduanya yang sama-sama berantakan.

Winata tidak menapik bahwa ia merindukan Rena. Namun akalnya masih waras untuk menahan hasratnya. Ia tidak ingin menyakiti Rena.

"Sorry. I lost my control." Lirihnya sarat akan penyesalan.

Kening keduanya saling bersentuhan, masih dengan napas yang terengah. Dalam jarak seintim ini Rena dapat melihat kabut nafsu dari mata Winata yang coba suaminya itu tahan.

Rena membawa tangannya untuk mengelus lembut rahang sang suami, "Just do it, Nata. I'm yours." Bisik Rena seduktif.

Winata menatap dalam mata Rena, mempertanyakan apa maksud saat istri.
Disaat dirinya mati-matian menahan hasrat, Rena justru kembali mengalungkan lengannya pada leher Nata dan memanggut bibir favoritnya.

Nata yang paham bahwa sang istri mengizinkan dirinya untuk melakukan lebih mulai menyalurkan kembali hasratnya yang sempat tertahan.

Pada akhirnya malam itu benar-benar menjadi malam dimana keduanya menyalurkan rasa cinta dan kehangatan satu sama lain.

Jangan khawatirkan Galaksi, sebab Winata sudah lebih dulu menerima pesan dari sang anak yang berpamitan duluan dan memberi kesempatan pada dirinya untuk menghabiskan waktu bersama Rena.

Jangan khawatirkan Galaksi, sebab Winata sudah lebih dulu menerima pesan dari sang anak yang berpamitan duluan dan memberi kesempatan pada dirinya untuk menghabiskan waktu bersama Rena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be cont.

Segini dulu ya😊Jangan berharap lebih ok. Ayo tinggalin Winata dan Rena untuk bahagia sejenak.

See you next chapter👋

Written by Cruuucioo




AKSARA | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang