"Apakah penantian panjangku akan menemukan ujungnya?
"Jawabannya akan hadir saat kau terus melangkah. Oleh karena itu, kuhadirkan sosok bintang penerang dalam hari gelapmu."
Perlahan kelopak mata milik Agam terbuka, sinar matahari yang sudah bersinar terang menyapa netranya. Seketika lelaki usia 23 tahun itu bangun dari posisi tidurnya, matanya tepat menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 9.
"AKSARA KENAPA LO GAK BANGUNIN GUE?!" Teriaknya nyaring namun suara itu justru menggema.
Sedetik kemudian ia sadar bahwa dirinya ditinggal seorang diri.
"Ngeselin banget gue di tinggal sendiri. Ya Tuhan mau ketemu dospem belom mandi lagi, akhhhh bodo gue pinjem baju lo Sa." Teriaknya frustasi yang penting izin siapa suruh pergi diam-diam. Dia tidak ada waktu untuk pulang.
Agam memakai semua perlengkapan milik Aksa dari mulai alat mandi, baju, hingga parfume. Saat sedang menyisir rambut matanya menangap secarik kertas.
Makasih kak udah nemenin, gue pergi duluan. Sorry gak bangunin soalnya lo pules banget tidurnya. Kalo laper ada sereal sama roti di meja makan.
Yaudahlah sudah terlanjur kesiangan, sebelum berangkat Agam mengambil 3 lembar roti tawar untuk mengganjal perutnya. Janji temu dengan dosen pembimbing perihal maket untuk tugas akhirnya masih 30 menit lagi.
Matanya berkeliling menatap hunian ini, Agam baru sadar di ruangan ada beberapa lukisan terpajang rapi-- membuat suasana lebih terasa hidup begitu juga rak berisi beragam genre buku. Pantes saja adiknya jatuh hati dengan Aksara. Remaja itu nyaris sempurna.
Namun, terbesit dibenaknya mengapa ia tak sadar bahwa Aksara tinggal sendiri di tempat ini. Kemana keluarganya? Mendadak rasa penasaran muncul, ia bertekad menanyakan itu pada adiknya nanti.
Dirasa sudah cukup Agam beranjak keluar setelah memastikan semua aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA | Renjun
Ficção AdolescenteSemesta tidak pernah habis memberi kejutan. Membiarkan manusia terjebak dalam ruang tak kasat mata. Saling berlari mencari pintu keluar dari lubang hitam menyesakkan. Dia Aksara. Lelaki yang berharap kisahnya berakhir bahagia, tidak peduli sekeras a...