14# Pagi, Bis, dan Percakapan Singkat

253 35 2
                                    

Gegana kelabu masih menyelimuti dirgantara sebab sang surya pun masih bersembunyi di sisi lain bentala. Hujan yang sedari malam mengguyur Jakarta sudah berhenti entah pukul berapa, menyisakan bau petrichor dan jalanan yang masih basah.

Kicau burung terdengngar bak melodi pengantar tidur— membuat siapapun enggan beranjak dari kasur. Sama halnya dengan Ara, si empu selaku pemilik kamar bergaya feminim itu masih bergelung dibalik selimut bahkan enggan membuka mata saking nikmatnya suasana pagi hingga dering handphone mengusik tidurnya..

Drrrttt.. drtttt...

Ara menarik bantalnya kemudian meletakkan di atas kepala, entah siapa yang menelpon di pagi buta bahkan ayam pun belum berkokok.

Drrttt... drrrttt...

Decakan kecil lolos dari bibirnya. Dengan mata setengah terpejam, Ara meraba sisi nakas guna menggapai benda pipih tersebut dan langsung menggeser tombol hijau.

📞Lama banget angkatnya

Ara menyipitkan mata begitu suara tak asing menyapa rungunya. Ternyata Aksara.

Sa, ini masih jam 5.
Aku masih tidur tau.

Terdengar decakan kagum dari sebrang

📞Anak gadis itu gak boleh bangun siang
Ntar rezekinya dipatok ayam

Kamu ngapain telepon?

📞Bangunin kamu terus nyuruh mandi

Masih dingin
Mau lanjut tidur

📞Jakarta gak sedingin itu Naraya
Setengah jam lagi aku sampe rumah

Detik itu juga Ara langsung membuka mata lebar dengan rambut mencuat tak karuan.

PAGI BANGET?!

📞Jangan teriak nanti tenggorokan kamu sakit

📞Siap-siap ya
Aku mau ngajak kamu berangkat pagi
Buruan gak pake lama
Bye cintaku.

Sambungan telepon terputus. Ara memandangi hp dengan kesal dan melirik jam nanar.

Pagi harinya harus terganggu.

Tak ada pilihan lain, Ara melangkah gontai menuju kamar mandi dan mulai bersiap pergi sekolah.

—◇◇◇—

Butuh 30 menit bagi gadis cantik itu menyiapkan diri. Kulitnya yang putih bersih hanya dipoles sedikit bedak. Rambut panjangnya ia ikat kuda tak lupa memakai liptint pada bibir ranumnya untuk menyempurnakan penampilan hari ini.

Wangi harum menyeruak memenuhi rumah begitu kakinya memasuki ruang makan, dapat dipastikan kini bundanya sedang menyiapkan sarapan pagi. Ara bergegas menuju dapur dan mencium pipi bunda sekilas.

"Loh anak bunda sudah bangun?" Kaget bunda dengan kecupan tiba-tiba yang ia dapat.

Ara mengambil selapis roti tawar dan menarik salah satu bangku, "Terpaksa, bun. Aku lagi tidur nyenyak malah diganggu sama Aksara." Gerutu Ara sambil melahap roti tawarnya.

"Ya bagus dong biar kamu gak kesiangan." Sahut bunda dengan tangan sibuk mengaduk kaldu sop sebagai menu sarapan.

"Aku gak sarapan, bun. Aksara ngajak berangkat pagi." Jelas Ara.

AKSARA | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang