1. Zaky Menuju Ponpes

1.5K 159 19
                                    

Terlihat seorang pemuda tenggah sibuk dengan ponselnya. Ya, ia adalah Muhammad Zaky Al Ghaizi. Setiap hari selalu saja seperti itu. Tidak bisa lepas dari ponsel. Bahkan di sekolah, pemuda itu juga selalu berfokus pada ponselnya.

"Zaky! Papa mohon kamu berubah!"

Zaky hanya sedikit melirik sinis kearah Papanya. "Berubah apaan sih Pa! Emang Papa kira Zaky ini Power Rangers gitu?"

"Papa serius, Zaky!"

"Ck! Nanti kalau Zaky seriusin balik, Papa pasti berkhianat. Kena ghosting lagi," jawab Zaky yang membuat Papa semakin kesal.

"Zaky ... dengerin Papa kamu ... letakin dulu ponsel kamu, sebentar aja," ujar Mama.

Zaky akhirnya menurut. Ia meletakkan ponselnya dengan kasar. Menatap sang Papa dengan tatapan malas.

"Apa?" tanyanya.

"Papa akan masukin kamu ke pesantren teman Papa," ucap Papa refleks membuat Zaky membelalakkan matanya.

"WHAT!!"

"Kenapa Pa?! Enggak! Zaky Gak mau ya!"

"Tidak ada penolakan, Zaky!" tegas Papa.

"Ck! Kayak novel aja kata katanya."

🦋🦋🦋🦋

"Pa! Zaky ga mau, Pa!" Sentak Zaky yang melihat Papanya terus memasukkan seluruh baju dan perlengkapan lainnya ke dalam koper Zaky.

"Papa tau kan di pesantren itu pasti tempatnya kumuh! Zaky gak mau! Zaky gak bakal betah di sana, Pa!"

"Tapi kamu betah di kamar mandi? Ngapain kamu?" tanya Papa refleks membuat Zaky bungkam.

"Kamar mandi rumah kan bersih, Pa."

"Udah! Gak usah protes Zaky! Sekarang kita berangkat." Ucap Papa sambil menarik koper Zaky keluar.

"Gak bisa ndadak gini dong Pa! Papa harus ngertiin Zaky! Papa gak bisa egois!"


🦋🦋🦋🦋

Sepanjang perjalanan, Zaky hanya diam menatap malas ke arah jendela. Kedua tangannya melipat di depan dada. Mama yang melihatnya dari kaca tersenyum kecil.

"Zaky ... sekarang Mama tanya, umur Zaky sudah berapa?" tanya Mama.

"Delapan belas."

"Zaky udah punya bekal buat nanti di akhirat belum? Punya bekal buat Mama sama Papa juga?" tanya Mama refleks membuat Zaky luluh.

"Kan Zaky masih muda Ma, masa muda itu ga bisa diulang lagi jadi buat seneng seneng bukan buat belajar ga jelas. Nanti aja cari bekalnya kalau udah tua."

"Yakin bakal hidup sampai tua nanti? Ingat Zaky, tidak hanya ada nikah muda tapi ada juga meninggal muda," tutur Mama.

"Ck! Iya iya."

"Tapi kalau di pesantren Zaky bakal pakai masker terus!"

"Why ?" tanya Papa.

"Tidak ada penolakan, Pa."

🦋🦋🦋🦋

Mobil Zaky mulai memasuki Pesantren, Pesantren Abhizar Humaira. Itulah nama yang tertulis di pintu masuk.

"Assalamualaikum," salam Papa dan Mama ketika berada di pintu ndalem. Kecuali Zaky tentunya.

"Waalaikumussalam, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pemuda yang selaku anak bungsu dari Pak Kyai.

"Pak Kiai Yusuf ada?" tanya Papa.

"Oh, Abi lagi keluar," jawab Abhizar. Ya, ia adalah adik dari Aisyah Humaira Az Zahra, ia adalah Muhammad Abhizar Albirru.

"Oh seperti itu ya, kira-kira lama tidak kembalinya?" kini Mama yang ambil bertanya.

"Maaf, kalau itu Izar kurang tau."

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam," jawab semua serentak.

"Eh, Abi." Ujar Izar refleks segera berjalan kearah Abi atau Pak Kiai untuk mencium tangannya.

"Abi ada tamu," ucap Izar yang dibalas anggukan oleh Kyai. Kyai Yusuf Ammar Abqari.

"Mari duduk. Izar, tolong buatkan minum ya," ujar Kiai yang dibalas anggukan oleh Izar.

"Ini putra saya, Kiai, namanya Muhammad Zaky Al-Ghaizi." Ucap pria paruh baya itu sambil menepuk pundak sang anak.

Kyai hanya menganguk lalu tersenyum dan bertanya pada Zaky. "Kenapa pakai masker?"

"Kenapa emang? Gak suka? Yaudah! Zaky pergi aja," jawab Zaky ketus.

"Zaky! Yang sopan sama Kiai!" tegas Papa membuat Kiai terkekeh.

"Maaf," ucap Zaky dengan nada malas.

Percakapan sepuluh menit pun berlalu .... Zaky tidak memperhatikan sama sekali obrolan mereka. Ia sibuk sendiri dengan ponselnya, hingga Zaky berdecak saat ponselnya tiba-tiba diambil sang Papa.

"Baik, terimakasih banyak Kiai. Saya percayakan Zaky kepada Kiai," ucap Papa.

"Jangan panggil Kiai Fin, sudah kenal dari kecil juga. Jabatanku tidak berlaku dipertemanan kita," ujar Kiai membuat Daffin terkekeh.

"Kalau begitu saya izin pamit. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Lah, ini beneran gue ditinggal di penjara halal ini?"

🦋🦋🦋🦋

Kini Zaky telah diantar menuju kamarnya. Baru saja ia sampai, teman sekamarnya sudah menghampiri dan menyapanya. Tetapi, Zaky ya tetap Zaky. Menolak untuk berbaur lebih dengan anak pondok.

"Itu siapa?" tanya Zaky sambil menunjuk ke arah perempuan bercadar yang tenggah menbaca buku di bawah pohon rindang.

Kini ia masih tetap menggunakan maskernya, jarang sekali ia melepas maskernya itu. Padahal ... Zaky adalah pemuda yang bisa dibilang tampan.

"Oh, itu Ning Ira." Jawab salah satu temannya.

"Yang lengkap!" tegas Zaky.

"Dia adalah anak dari Pak Kiai dan Almarhumah Bu Nyai. Namanya adalah Aisyah Humaira Az Zahra. Dia itu cantik banget serius!"

Zaky hanya mengerutkan keningnya. Bagaimana temannya itu bisa mengira jika wanita itu cantik? Padahal ... wajahnya saja tertutup.

"Katarak matanya!" gumam Zaky yang masih bisa didengar oleh temannya itu.

"Hah? Ketoprak?"

🦋🦋🦋🦋

Pliiss... Ini cerita islami pertama aku sih, masih agak ribet" gitu astagfirullah maaf:(


Tandai typo.

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang