bab lalu lupa jjk, di bab ini jjk ya. Eh maaf ya lama upnya, koutanya lagi sekarat 🙏😭.
Izar menatap mie yang sudah tersaji di depannya itu. Aroma pedasnya sangat menyengat baginya, tetapi aneh bagi Aisyah, aroma pedas itu sangat menggugah selera.
"Gus, chalange ya, nanti siapa yang kalah harus turutin tiga kemauan yang menang. Gimana? " tanya Aisyah sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Dengan ragu Izar mengangguk, meskipun sepertinya setelah chalange ini ia harus pergi ke rumah sakit.
"Aku boleh ikut ga? Kayaknya enak banget mienya," ujar Maira saat menatap kedua mie yang berada di atas piring itu.
"Engak kak, lo masih sakit."
"Apaan sih! Kan aku udah sembuh!" bantah Maira.
"Gak ya gak!" sentak Izar membuat Maira mengerucutkan bibirnya di balik cadar, lalu dengan tangan yang bersedekap dada Maira mengalihkan pandangannya.
Izar hanya menghela nafas pelan. Jujur saja di sini ia merasa menjadi seorang kakak, bukan seorang adik. Izar menghampiri kakaknya yang sedang duduk di depannya itu.
Kini mereka sedang berada di meja makan, toh juga tidak baik jika makan di dalam kamar.
"Nanti Izar beliin nasi goreng Mang Asep deh," ujar Izar seraya mengelus pelan kepala Maira yang terbalut khrimar.
"Janji?" tanya Maira mendongakkan kepalanya, menatap Izar. Sedangkan Izar hanya mengangguk.
"Oke, tapi nasi gorengnya ga boleh pakai nasi."
"Ha?" tanya Izar bingung. Bagaimana ceritanya nasi goreng tanpa nasi? Sudahlah.
"Mau ga?! Gamau yaudah aku ikut makan mie!"
"Ya-yaudah iya nanti Izar beliin nasi goreng tanpa nasi, oke? Mending sekarang kakak istirahat aja deh."
"Gamau, kakak mau jadi juri. Lagian kalian bukan mahram, berduaan itu gabaik!"
Benar juga,
"Em ... ini jadi ga Gus? Soalnya mienya keburu dingin," cicit Aisyah.
"Eh maaf Syah, ya allah, yaudah yuk."
"Tapi Zar, bukannya kamu itu-" ucapan Maira refleks terpotong saat melihat tatapan Izar yang mengartikan sesuatu.
"Gus Izar kenapa?" tanya Aisyah.
"Gapapa, yuk. Eh baca doa dulu," jawab Izar seraya mulai membaca doa lalu memakan mienya.
Dari suapan pertama saja rasanya sudah membuatnya terbatuk-batuk. Sialnya tidak boleh meminum air sama sekali sebelum habis atau setelah menyerah.
Uhuk! Uhuk!
"Astagfirullah Gus, kenapa?" tanya Aisyah.
Izar hanya menggelengkan kepalanya untuk memberikan jawaban. Lalu ia kembali melanjutkan makannya, begitu juga dengan Aisyah.
Sedangkan Maira hanya menatap adiknya itu dengan tatapan malas. "Dih, sok banget. Palingan bentar lagi bakalan pajak ke rumah sakit." Batin Maira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salat Tarawih [END]
Teen FictionDefinisi salat tarawih, bukan siapa yang datang lebih awal, tetapi siapa yang mampu bertahan hingga akhir. Pertama masuk, sudah disuguhi pemandangan yang menjengkelkan. Melihat anak Pak Kiai yang memakai cadar, ia sangat tidak suka. Pendapat Zaky, o...