42. SAH!

1.1K 102 20
                                    

Bismillah, impianku untuk menghalalkanmu akhirnya tercapai. Dan sekarang impianku adalah untuk membahagiakanmu serta membimbingmu agar bisa bersama-sama memasuki surga-Nya.

~Muhammad Zaky Al-Gaizi

Kini baik keluarga besar Zaky maupun Maira berkumpul di masjid. Maira duduk di bagian belakang dengan para keluarga perempuannya. Sepupu perempuan, keponakan perempuan, dan ada Bibinya. Memang jarang tampak keluarga besar Maira, karena rumah mereka jauh, mereka rela jauh-jauh datang ke sini hanya karena menyaksikan pernikahan satu-satunya seorang gadis di keluarga besar. Ya, semua sudah menikah, satu-satunya gadis hanyalah Maira. Lainnya sudah wanita, hanya Maira yang masih menyangdang status seorang gadis.

Maira memejamkan kedua matanya saat mendengar alunan merdu dari surah Ar-Rahman yang dibacakan Zaky. Jika biasanya ada yang dibaca, Maira meminta Zaky untuk menghafal. Dan kini ia sangat terkejut karena Zaky berhasil menyelesaikan surah itu tanpa suatu halangan. Bahkan tajwidnya tidak belepotan.

"Ma Syaa Allah, kayaknya shaleh banget calon kamu Ra." Bisik Bibi tepat pada samping telinga Maira, yang membuatnya sedikit terkejut. Maira hanya menanggapinya dengan senyuman tipis di balik cadar.

Setelah selesai dengan surahnya, Zaky mulai berhadapan dengan Kyai Yusuf. Zaky sempat menelan ludahkan susah payah saat tangan Kyai sudah terulur di depannya. Padahal waktu kemarin ia sangat-sangat bersemangat untuk melakukan pernikahan, tetapi kini jantungnya sangat tidak terkondisikan.

"Pliss jantung, lagi ga ada lomba maraton ini!" batin Zaky geram. Kemudian ia mulai menerima jabatan tangan Kyai dengan wajah yang kembali serius. Ya, meskipun masih tertutupi masker, tetapi wajah Zaky kini benar-benar serius.

"Bismillah, saya nikahkan engkau ananda Muhammad Zaky Al-Gaizi bin Daffin dengan putri saya Aisyah Humaira Az-Zahra binti Kyai Yusuf dengan mas kawin uang tunai sejumlah 50 juta rupiah, satu paket perhiasan emas, dan seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Zaky menarik nafasnya dalam-dalam, "Saya terima nikahnya Aisyah Humaira Az-Zahra binti Kyai Yusuf dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap Zaky dengan suara lantangnya yang menggema di seluruh masjid.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"Alkhamdulillah ...." Ucap semua orang dan dilanjutkan dengan doa nikah.

Zaky berbalik dan berjalan ke arah Maira. Duduk tepat di hadapan Maira dan memandangi gadis itu dengan senyuman yang 'tak berhenti mengembang. Rasanya sungguh seperti mimpi, jika ini memang mimpi, maka Zaky 'tak akan mau bangun dari mimpinya untuk selamanya.

Zaky mengeluarkan kotak merah berisi cincin. Lalu perlahan tangan Maira mendekat, jika dilihat, sepertinya tangannya sedikit bergetar. Di saat Zaky memasangkan cincinnya, bahkan Maira sempat memejamkan mata, tetapi akhirnya ia membuka matanya karena suruhan dari Bibi.

Setelah Zaky selesai, kini bergantian Maira yang memasangkannya. Telihat sedikit kaku, beda dengan Zaky yang sangat santai. Kini selesai dengan pertukaran cincin.

"Ayo tangan suaminya dicium," bisik Bibi yang membuat jantung Maira berdetak sangat kencang. Sungguh? Ia 'tak pernah berjabat tangan dengan lelaki sebelumnya. Tentu lelaki selain Izar dan Abi.

"Mari, dicium dulu tangan suaminya." Zaky mengarahkan tangannya pada Maira, dengan gemetaran tangan Maira mencoba untuk menyentuh tangan Zaky. Tetapi, baru saja hampir berjabatan, Maira sudah menarik kembali tangannya. Bahkan kini wajah Maira sudah dipenuhi keringat dingin, entahlah rasanya tidak biasa saja ia menjabat tangan lelaki selain Abi dan Izar. Meskipun ... mereka sudah sah.

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang