"Mencintaimu tidak akan membuatku mendapatkan balasan cinta darimu. Maka aku memilih mencintai allah yang pasti akan mendapatkan balasan cinta dariNya."
"Ustadz Abd- mmfpp ...." ucap Maira terpotong saat tiba-tiba tangan kekar ustadz abdul menyekap mulutnya yang berbalut cadar itu.
Tidak, tidak. Ustadz Abdul bukan ingin membius Maira. Hanya menyekap mulutnya agar tidak berisik di saat ia akan membawanya ke suatu tempat.
Disaat sudah sampai di suatu ruangan, entah apa Maira juga tidak tau. "Maaf Ning, saya terpaksa lancang menyentuh Ning."
"TERPAKSA USTADZ BILANG??!!! Terpaksa kenapa?!" teriak Maira sambil terisak.
Memang sebenarnya tidak baik bagi seorang perempuan berteriak, tetapi kini Maira sudah di puncak kemarahannya. Bagaimana tidak? disentuh dengan yang bukan mahram tidak membuatnya marah? Padahal sejak ia masih umur sembilan tahun, ia sudah diajari oleh abinya.
Flassback on_
"Abi ... kenapa Ira harus pakai jilbab? Gerah Abi ...." renggek bocah berumur sembilan tahun itu sambil melepas jilbabnya.
"Ira harus belajar menutup aurat sayang ... Ira gak mau kan, Umi disiksa di alam sana gara-gara Ira?" tanya Abi sambil menunjuk ke arah langit.
"Gak mau! Umi Ira orangnya baik, gak mungkin disiksa, Abi ... terus, Ira harus ngapain biar Umi gak disiksa di sana?" tanya Maira dengan tatapan polosnya.
"Ira harus rajin sholat lima waktu, rajin doa-in Umi, belajar rajin puasa sunnah, dan belajar nutup aurat," tutur Abi seraya menoel hidung putrinya itu, membuat Maira merenung.
"Yaudah iya Abi," final Maira sambil memakai kembali jilbabnya.
"Umi bahagia selalu di sana ya ... Maira janji akan selalu jagain Abi, Umi santai-santai aja di sana Maira akan selalu kirim doa buat Umi ...." Teriak Maira dengan tatapan mengarah ke atas langit.
"Izar gak pakai jilbab Bi? Izar kan juga harus nutup aurat biar umi bahagia," tanya Izar yang masih berumur delapan tahun itu dengan tatapan polos.
"Izar itu laki-laki, Izar gak perlu pakai jilbab. Izar cuma perlu pakai baju lengan panjang aja ya, tapi celana jangan rok," jawab Abi seraya mencubit pelan pangkal hidung Izar.
"Ihh Abi ... Iya, Izar tau kok."
Flassback off_
"SAYA TERPAKSA LANCANG MENYENTUH NING KARNA SAYA INGIN MEMILIKI NING SEPENUHNYA!"
Deg
Bahkan Abinya tidak pernah membentaknya.
"Apa Ustadz benar-benar cinta sama saya?" tanya Maira dengan nada lirih tetapi masih bisa didengar oleh Ustadz Abdul.
"Iya Ning, saya benar-benar mencintai Ning."
"Sejak kapan?" tanya Maira lagi.
"Sejak saat pertama saya bekerja di sini, saya melihat Ning dan saya tanpa alasan langsung jatuh cinta dengan Ning."
"Berarti sudah selama tujuh taun, Ustadz?" tanya Maira lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salat Tarawih [END]
Teen FictionDefinisi salat tarawih, bukan siapa yang datang lebih awal, tetapi siapa yang mampu bertahan hingga akhir. Pertama masuk, sudah disuguhi pemandangan yang menjengkelkan. Melihat anak Pak Kiai yang memakai cadar, ia sangat tidak suka. Pendapat Zaky, o...