15. Gue Suka Dia? ~Zaky

555 93 3
                                    

Assalamualaikum wr.wb.

Kali ini author mau ngasih pajak buat yang baca! Selama ini selalu dicuekin kalau ngomong.

Kalau di part ini ga ada yang komen, ga akan lanjut. Hehe seru kayaknya ....

KALI INI BENERAN!

"Mungkin aku tidak bisa membuatmu tertawa saat kau sedang bersedih, tetapi setidaknya aku bisa menenangkan hatimu saat kau sedang tertimpa banyak masalah. ~Al-Quran."

Brak!

"Ustadz!" sentak Izar di ambang pintu ruang guru, refleks membuat semua Ustadz dan Ustazah terkejut.

Bahkan pisang yang sedang dipegang Ustazah Hanun sudah meluncur entah kemana.

"Astagfirullah, Gus, ada apa?" tanya Ustadz Fikri.

"Ustadz Abdul mana?" tanya Izar dengan nada dingin.

Semua hanya saling memandang, masih tak mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Izar. Mengapa tiba-tiba Izar bertanya tentang Ustadz Abdul?

"Ustadz Abdul mana?!" Izar mengulangi kalimatnya dengan sedikit tekanan. Tidak mungkin kan jika ia membentak para Ustadz dan Ustazah?

"Sendari tadi Ustadz Abdul tidak ke sini Gus,"

Izar hanya menghembuskan nafasnya kesal, "Afwan jika saya tadi tidak sopan, saya hanya sedang panik. Kalau begitu saya pamit, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," jawab mereka serempak.

"Gus panik kenapa?"

"Mana saya tau."

"Apa ada masalah ya?"

"Tetapi masalah apa? Gus tidak pernah sepanik itu tanpa alasan yang jelas. Pasti antara Ning atau Kiai."

"Husstt ... Udah, jangan gibah! Dosa!"

🦋🦋🦋🦋

"Bagaimana Zar? Di sekolah Maira tidak ada," ujar Abi sambil mengusap wajahnya kasar.

"Padahal ini sudah hampir malam, jika Maira keluar ia tidak akan kembali di waktu-waktu seperti ini." Lanjutnya.

"Abi yang tenang ya Bi. Abi kalau capek istirahat aja, biar Izar yang lanjut cari kak Ira," ujar Izar sambil mengelus lembut pungung sang abi.

"Kita sholat saja dulu, ini waktu asar seharusnya sudah dari tadi." Abi melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 16.43 tetapi, masih ada waktu kan?

Kini setelah selesai menunaikan sholat asar berjamaah di masjid bersama para Santriwan, Santriwati, Ustadz, dan Ustazah. Izar memutuskan untuk membaca Al-Quran sejenak.

Mungkin Al-Quran tidak bisa membuatmu tertawa ketika sedih, tetapi setidaknya Al-Quran bisa membuatmu merasa lebih tenang ketika gelisah.

Setelah sudah berjam-jam Izar melantunkan ayat-ayat suci itu, kini waktu magrib tiba. Sholat berjamaah magrib setelah itu isya dan dilanjutkan dengan setor hafalan. Akan tetapi tak lupa juga untuk Izar berdoa meminta pertolongan kepada sang pencipta untuk melindungi di mana pun kakaknya berada sekarang.

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang