Aaaa ... Makasih yang udah setia buat nungguin wkwk. Udah dibilang kan, author lagi sibuk bgt, jadi lama kan upnya. Tapi untung ga jadi un-pub wkwk.
Tak terasa kini sudah memasuki hari-H. Jadwal pertama adalah upacara peringatan Hari Santri Nasional. Kini semua sudah rapi dan sudah berkumpul di lapangan. Tentunya memakai baju putih.
"Bil, upacaranya biasanya berapa jam?" tanya Zaky.
"Ga lama, palingan kurang lebih satu jam." Jawab Bilal reflks membuat Zaky terkejut.
"Oh,"
Setelah lama upacara berlangsung. Tentu setelah melewati berbagai urutannya seperti, masing-masing pemimpin menyiapkan barisannya, pemimpin upacara memasuki lapangan upacara, penghormatan peserta upacara kepada pemimpin upacara, laporan setiap pemimpin barisan kepada pemimpin upacara, pembina upacara memasuki lapangan upacara, penghormatan kepada pembina upacara, laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara, setelah itu upacara peringatan hari santri akan dimulai.
Diawali dengan, pengibaran bendera merah putih diiringi dengan lagu Indonesia Raya. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara. Pembacaan teks pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pembacaan Ikrar Santri oleh petugas dan diikuti oleh peserta upacara. Pembacaan teks pancasila. Menyanyikan lagu hari santri, dan pembacaan doa.
Setelah itu, laporan kepada pemimpin upacara, penghormatan kepada pembina, dan pembina meninggalkan lapangan. Lalu berbagai pengumuman-pengumuman diisi oleh kyai Yusuf. Dan upacara dibubarkan.
Tadi, upacara dimulai pada pukul 07.00 WIB dan sekarang selesai pada pukul 08.10. Setelah upacara akan diberi waktu sepuluh menit untuk istirahat dan sepuluh menit untuk persiapan sayembara.
"Panas banget gilak!" seru Azka sambil mengibas-ngibaskan pecinya seperti kipas.
"Gitu doang ga kuat." Sindir Zaky seraya merebahkan dirinya di kasur.
"Yee ... lo mah, lo kan ada penyemangatnya, jadi kuat. Lah gue?"
"Hah? Penyemangat? Siapa?" tanya Zaky yang tak mengerti dengan ucapan Azka.
"Itu ... Ning Ira," jawab Azka dengan senyum mengejeknya refleks membuat pipi Zaky blussing.
"Bentar, kok dia tau?" batin Zaky.
"Pipi lo merah Zak," ucap Bilal refleks membuat Zaky tersadar dari lamunannya. Sedangkan Azka hanya tertawa.
"Apaan dah, enggak kok!"
"Ngaku aja kali, sama bestie sendiri juga. Kita udah tau kali." Ucap Azka.
"Ck! Udah dibilangin enggak! Ngapain juga suka sama si teroris." Jawab Zaky yang masih tetap kekeh dengan pendiriannya.
"Sekarang bilangnya ga suka, ntar keburu diambil orang nangis guling-guling di kolam renang."
"Mana bisa guling-guling di kolam bego!" sentak Bilal sambil menjitak kening Azka yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Ya kan kolam renangnya ga diisi air Bilal." Jawab Azka kesal, kini Bilal justru yang cengengesan ga jelas. Benar juga sih tapi.
"Bener kan Zak? Lo suka sama ning Ira." Ucap Azka sambil menaik-naikkan kedua alisnya.
"Enggak! Sekali lagi lo ngomong gitu, gue tonjok juga lo." Ancam Zaky, sedangkan Azka hanya tersenyum meremehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salat Tarawih [END]
Teen FictionDefinisi salat tarawih, bukan siapa yang datang lebih awal, tetapi siapa yang mampu bertahan hingga akhir. Pertama masuk, sudah disuguhi pemandangan yang menjengkelkan. Melihat anak Pak Kiai yang memakai cadar, ia sangat tidak suka. Pendapat Zaky, o...