28. Mencontek dosa!

450 75 10
                                    

Kamu datang dengan tiba-tiba langsung bisa membuat hatiku berbunga, tapi kamu juga pergi dengan tiba-tiba yang langsung membuat hatiku terluka.

~Aisyah Humaira Az-Zahra

Aku mencintaimu, dan soal kamu membalas cintaku atau tidak itu urusan Illahi.

~Muhammad Zaky Al-Gaizi

Kini Maira hanya duduk di bibir kasurnya sambil menatap sendu undangan yang diberikan Rifki tadi sore. Padahal kini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi ia juga belum bisa tertidur.

Perlahan tangan Maira mencengkeram kuat kertas undangan itu, diiringi dengan air matanya yang kini sudah mengalir deras membasahi pipinya. Isakkan bahkan sudah memberonta ingin segera keluar dari mulutnya. Tapi dengan sekuat tenaga Maira menahannya, tidak mau membangunkan siapapun di malam seperti ini.

Maira membuang kasar kertas undangan itu, lalu mulai menaiki kasurnya, membaringkan tubuhnya lalu menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh. Mencoba untuk menutup matanya agar tertidur. Nyatanya, sendari tadi ia tidak bisa tidur!

Maira membuka kembali selimutnya dengan kasar, turun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Menggulung sedikit pakaiannya lalu mengambil wudhu. Mungkin, sholat sunnah dan curhat sebentar pada Illahi bisa membuatnya sedikit tenang.

Setelah selesai mengambil wudhu, Maira memakai mukenahnya, menggelar sajadahnya lalu mulai melaksanakan sholat sunnah istikharah.

Setelah selesai melaksanakan sholat, Maira mengadahkan kedua tangannya lalu berdoa, "Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal ‘aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul guyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amro hu dhukar khairul lii fii diinii wa ma’aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta’lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii wa ‘aajlihii fashrifhu ‘annii wasrifnii ‘anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodhdhinii bihi."

"Ya Allah, aku meminta petunjuk kebaikan-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon keputusan-Mu dengan qudrat-Mu dan aku meminta dengan karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau yang berkuasa sedangkan aku tidak berkuasa. Engkau Yang Maha Mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui dan Engkau Yang Maha Mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, sekiranya engkau ketahui bahwa dia baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka takdirkanlah ia untukku, mudahkanlah ia, lalu berkahilah aku padanya. Ya Allah, dan sekiranya engkau mengetahui buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir dari perkaraku ini, maka hindarkanlah aku darinya, kemudian takdirkanlah untukku kebaikan bagaimana pun adanya, lalu berilah aku keridhaan dengannya."

"Ya Allah ... aku tau, mungkin ini caraMu agar aku kembali padaMu. Engkau sengaja mematahkan hatiku agar aku bisa terus mengingatMu. Aku sedar, mungkin selama ini rasa kagumku pada dia sudah terlalu berlebihan. Jujur aku tidak menyalahkan kak Rifki sedikitpun tentang ini, aku memang kecewa pada kak Rifki karena dia sudah menaruh harapan padaku tapi dengan tiba-tiba dia langsung menjatuhkanku. Tapi aku lebih kecewa pada diri aku sendiri, karena begitu bodoh dalam hal menyukai."

"Ya Allah ... maafkan hambaMu ini yang sering lalai ... hambaMu yang hanya mengingatmu di kala susah dan terpuruk saja. HambaMu yang mengingatMu di kala lemah saja. Padahal jika bukan karena Engkau, hamba hanyalah makhluk yang lemah. Ya Allah ... jika kak Rifki memang bukan jodoh hamba, maka datangkanlah seseorang yang bisa membuat hamba merasa nyaman. Dan yang terpenting, tidak akan kembali menoreh luka di hati hamba. Aamiin ...."

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang