33. Zaky menyerah?

514 79 14
                                    

Mungkin ... lo memang bukan jodoh gue.

~Muhammad Zaky Al-Gaizi

"Kak Rafka,"

Mendengar itu, pasokkan udara Zaky seperti habis. Bahkan sepertinya dunia kini sedang berhenti berputar. Sedangkan Rafka, kini ia bersorak gembira.

"Ni-Ning serius?" tanya Zaky dan Maira mengangguk ragu.

Zaky menatap Rafka sinis, sedangkan Rafka menatap Zaky dengan tatapan mengejek. "Kalau gitu gue pamit, assalamualaikum."  Ujar Zaky seraya melangkahkan kakinya keluar dari Ndalem.

"Waalaikumsalam."

"Tuh liat Ning, baru sekali ditolak saja sudah pergi, berarti dia tidak serius mau menghalalkan Ning." Maira hanya diam. Ia 'tak ada niatan untuk menjawab ucapan Rafka. Entah mengapa kini rasanya hati Maira ragu karena telah menerima Rafka. Ya, meskipun Rafka dan Rifki itu kembar, tetapi hanya wajahnya, bukan berarti juga Maira bisa jatuh cinta pada kembarannya.

"Padahal, aku sudah nolak Zaky ketiga kalinya."

🦋🦋🦋🦋

"Gimana Zak, hasilnya?" tanya Azka yang kini sedang berada di ambang pintu kamar.

"Minggir!" sentak Zaky membuat Azka mengerutkan keningnya.

Karena melihat Azka yang 'tak kunjung bergerak, Zaky langsung masuk dengan cara menerobos Azka dan membuatnya terjatuh di lantai.

"Lo apa-apaan sih Zak?!"

"Bisa diem ga?!"

Bilal mendekat ke arah Zaky, menepuk pundak sahabatnya itu dengan pelan, "Lo kenapa?"

"Kayaknya gue lulus ini mau lanjut ke Kairo." Jawab Zaky refleks membuat Azka dan Bilal membulatkan matanya.

"Maksud lo ngomong gitu apa?! Lo mau ninggalin Ning, setelah lo lamar dia gitu?!"

Zaky yang mendengar perkataan Bilal hanya memutar bola matanya malas. "Ning nolak gue, dia lebih milih Rafka! Kayaknya ... Ning juga bisa matre deh." Ujar Zaky yang diakhir dengan kekehan sinis.

"Hust! Ngomong apaan sih lo? Mana ada Ning matre?" kini, Azka yang ambil bicara.

"Buktinya, saat Rafka bilang kalau dia sudah mapan, Ning langsung nerima Rafka. Mau disebut apa coba kalau bukan matre?"

"Mulut lo Zak! Ning ga matre! Mungkin karena dia lagi bimbang aja jadi dia asal milih!" Zaky refleks menoleh ke arah Bilal, ia mengerutkan keningnya saat melihat Bilal yang tiba-tiba marah. Apa kerasukan? Kayaknya enggak deh, Bilal kan kuat iman.

"Kenapa jadi lo yang marah?" tanya Zaky yang langsung membuat Bilal gelagapan.

"Ga papa."

"Jujur!" sentak Zaky.

"Ga papa! Gue cuma ga suka ada yang jelek-jelekin Ning Ira!" kini Zaky menjadi semakin curiga, tetapi ia tidak boleh bersuuzon.

"Lo ... suka, sama Ning Ira?" tanya Zaky pelan tapi terkesan tajam.

"Gak."

Salat Tarawih [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang