"Arsa! Gosong itu!" teriak Sukma pada Arsa yang sedang memegang sumpit untuk membolak balik irisan daging di atas panggangan, tapi matanya melihat ke arah Sia yang sedang mengobrol dengan Kiara. "Matanya jangan jalan-jalan, kenapa?"
"Astaghfirullah, Sukma. Bisa budeg ini telinga gue. Nih anak, kenceng banget sih suaranya." Arsa menurut, matanya tak lagi berpaling dari panggangan daging yang sudah Sukma tunggu sejak tadi. "Mereka ngomongin apa ya, Ma? Tanya Arsa pada gadis tidak kurus itu.
"Nggak tahu!" jawabnya sewot.
"Biasanya lo selalu tahu."
"Ini lagi nggak biasa."
Arsa tersenyum. "Udah laper, ya? Nanti daging pertama yang matang, buat lo. Sabar, ya!"
"Hampir gosong tadi, gara-gara lo lihat Kak Kiara mulu." Sukma sepertinya sedang protes pada Arsa. "Tempat ini luas, tapi daritadi kenapa lihat ke sana aja?"
"Penasaran."
"Bukan karena Kak Kiara makin cantik?"
Arsa tergelak.
Raga datang, lalu menyela. "Ada apa?" tanyanya. "Gue bantu." Raga melakukan hal sama dengan Arsa.
"Bukan apa-apa, Ga. Tapi, apa benar kalo Kak Kiara itu makin cantik?" tanya Arsa pada Raga, dan saudara kembar Sukma itu hanya mengangkat bahunya lalu berkata 'mungkin'.
Tiba-tiba Sukma undur diri dari dua pemuda itu dan berjalan menuju Sia dan Kiara dengan langkah cepatnya.
"Katanya lapar, kok malah pergi?" gumam Arsa saat punggung Sukma menjauh pasti. "Sukma!" Panggilannya pun tak diindahkan oleh gadis itu. "Saudara lo, Ga. Sepertinya masih nggak suka sama Kak Kiara."
Raga mengangguk. "Mungkin."
"Dia itu pendukung pasangan Kak Sean-Kak Sia garis keras! Sejak kecil, bahkan sampai sekarang masih aja nggak berubah. Berulah apa lagi dia nanti?"
"Kita tunggu aja!"
Arsa lagi-lagi tertawa. "Jadi lo dah mastiin kalo dia bakal berulah? Hadeuh ... Kita pasti dilibatkan juga."
***
Sean datang, dan langsung bergabung dengan adik-adiknya yang sudah mulai bau asap."Baru dateng, Kak?" tanya Jordy yang asik mengolesi bumbu pada irisan daging. "Sedapnya bau! Om Satria emang paling jago bikin bumbunya. Masakannya nggak ada dua."
"Abis acara ini kalian ada acara, nggak?" tanya Sean namun berbisik di antara Jordy, Arsa dan Raga. Ketiga adiknya itu menggeleng lemah. "Mau ikut gue?"
Merasa ada yang aneh dari kejauhan, Rangga, Al dan Bima pun ikut mendekat. "Ngomongin apa?" Bima berbisik.
"Kak Sean mau ngajak kita nonton dia balapan!" Jordy lirih mengatakan itu tapi hatinya senang bukan main.
"Hayuk lah! Mumpung Ayah lagi di luar kota. Kapan lagi bisa keluar malam minggu." Pemuda paling tambun pun tak kalah senang.
"Al, gimana?" Dia yang paling muda dengan wajah hopelessnya. Dan rasanya akan sangat sulit jika dia ingin ikut.
"Nanti bilang saja, mau nginap ke rumah Opa." Bima memberi usul dan remaja itu langsung tersenyum lebar sambil mengangguk.
"Sukma gimana?" Arsa bingung.
"Adik gue ikut!" Siapa lagi kalo bukan Raga yang menjawab sepasti itu.
"Yuk, lah! Kita selesaikan makanan berasap ini, abis itu kita lihat asap ber-adrenalin yang sebenarnya!" Rangga menahan sekuat tenaga agar suaranya tak terdengar oleh para orang tua yang duduk di gazebo di seberang kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Rhapsody ✔ TERBIT
RomantikSquel Mayang Senja Memiliki keluarga yang kaya raya sungguh membuatnya menjalani hidup nyaris sempurna. Hidupnya bak tak pernah ada kerikil sejak dia lahir hingga berstatus maba di sebuah kampus ternama. Hingga suatu pagi, putri sulung Mayang Senja...