Ini tentang Raga dan Raina sih kebanyakan ☺️
1. Tangisan Raina
Raina turun dari ranjang dan menapaki lantai dingin dengan kaki telanjangnya menuju balkon kamar Sukma. Betapa beruntungnya gadis yang tengah terlelap itu, hidupnya dipenuhi banyak cinta dari sekelilingnya. Pikiran Raina membuat kesimpulan tentang Sukma Satria, sahabat yang ternyata masih mengingatnya meski pertemanan mereka terbilang singkat juga lamanya rentang waktu berlalu yang memisahkan keduanya.
Malam ini sunyi. Tentu saja, tengah malam begini berharap ada keramaian apa? Mungkin hanya angin yang bercanda dengan dedaunan yang menjadi alunan malam ini. Juga hawa dingin yang menusuk tubuh kurusnya hingga menembus tulang.
Besi balkon terasa dingin di dua telapak tangan Raina yang mencengkeramnya kuat. Matanya memandangi lantai berpaving yang ada di bawah sana dan rambutnya yang dibelai angin malam ini menutupi sebagian wajahnya.
"Jangan melompat!" Suara itu tak asing, tapi cukup mengejutkan Raina. Ada Raga yang ternyata ada di balkon kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Sukma.
"Ra--ga?"
2. Satu Nama Dirindu Sukma
Sekolah sudah bubar, dan rencananya sepulang sekolah Bima dan adik-adiknya akan menjenguk Sia untuk memberinya semangat karena hari ini jadwal terapinya. Kesatuan sudah lengkap, hanya tinggal menunggu Raga saja yang tadi dipanggil ke ruang guru karena tidak mengerjakan ulangan Fisika. Dia izin ke toilet tapi tak kembali hingga jam pelajaran usai. Rupanya dia berada di gedung olahraga dan main basket sendirian di sana.
"Raga kenapa dipanggil ke ruang guru?" tanya Bima.
"Nggak ikut ulangan Fisika. Malah main basket sendirian. Biasalah, kalo lagi ada hal yang mengganggunya, dia pasti milih men-drible bola di lapangan sampai kelelahan," tukas Jordy.
"Kali ini apalagi?" tanya Rangga yang sedang menyangga kepala Arsa di bahunya. Sahabatnya itu sudah tertidur pulas di sana. "Sukma tahu, nggak?"
"Tahu apa?"
"Raga mikirin apa?" Upaya Rangga biar rasa penasarannya tuntas.
"Nggak tahu. Emang dia kenapa?"
3. Es Balok Junior
"Mama? Arsa pikir Mama udah pulang. Tadi nggak ada pas kami datang."
"Tante An, di sini?" Sukma ikut bertanya, dan sepertinya dia lupa melanjutkan pesan dari Sean. Padahal ada yang berdebar karena sebaris kalimat yang belum selesai dia ucapkan itu. Rasa kecewa lolos begitu saja di hati Sia.
Nampaknya Andrea lebih tertarik pada gadis tidak kurus yang baru saja bertanya padanya tadi daripada menjawab rasa penasaran anak semata wayangnya.
"Ada Tante Andara juga. Kami sedang membuat sesuatu di dapur. Rasanya kami kangen mamanya Sukma. Tapi karena dia lagi nggak di sini, sama Sukma aja deh, nggak pa-pa." Andrea meraih tangan Sukma lalu membawanya keluar.
"Kita mau ke mana, Tante?" tanya Sukma.
"Ke dapur. Tante pinjam Sukma dulu, ya!" kata Andrea sebelum keluar pintu.
"Kayaknya Tante An lebih sayang Sukma daripada sama lo, Sa?" tanya Jordy.
"Gue setuju!" Rangga bersiap jadi Kang Kompor.
Lalu Arsa berdiri dan berjalan menuju pintu. "Apa sih yang mereka buat? Sampai Mama cuekin gue."
"Raga, nyium aroma drama mertua dan menantu, nggak?" tanya Rangga yang kemudian dia langsung sesali karena Raga menatapnya dengan tatapan yang mengandung kalimat, 'lo cari mati?'
__________________✍️
Yuhhhuuuuu!
Tiga ekstra part ini udah publish di karyakarsa 🤗 bisa baca di sana ya ...Alhamdulillah 😁
Sampai jumpa di ekstra part lainnya.
Al Qur'an sebaik-baiknya bacaan
❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Rhapsody ✔ TERBIT
RomanceSquel Mayang Senja Memiliki keluarga yang kaya raya sungguh membuatnya menjalani hidup nyaris sempurna. Hidupnya bak tak pernah ada kerikil sejak dia lahir hingga berstatus maba di sebuah kampus ternama. Hingga suatu pagi, putri sulung Mayang Senja...