menginap

227 38 17
                                    

–Happy Reading–

Lia mendudukkan dirinya di bawah pohon yang rindang. Ia sudah berjalan sangat jauh dan kakinya sudah terasa pegal. Tadi ia sempat melewati pemukiman yang ramai penduduk tapi sepertinya tidak ada yang peka jika Lia butuh bantuan dan juga Lia malu untuk meminta bantuan. Alhasil berakhirlah ia disini, duduk sendirian dengan menahan sakit. Kakinya lecet dan pegal, siku kanannya berdarah karena jatuh terserempet kuda Jeno, kepalanya juga pusing. Ia belum makan apapun setelah sadar dari pingsannya.

Lia menyandarkan tubuhnya. Sesekali ia memijit kepalanya yang berdenyut. Disini tidak ada orang selain dirinya. Ia akan pasrah jika kembali pingsan karena kelaparan. Semoga saja tidak ada hewan buas.

Kedua matanya terasa berat lalu pandangannya menghitam.

~~~

Jeno menatap gadis didepannya dengan datar. Sudah hampir tiga jam mata gadis itu tertutup entah kapan akan terbuka. Jeno malas bertemu lagi dengannya. Tadi saja ia hanya tidak sengaja melihat gadis itu pingsan dibawah pohon dengan kondisi yang mengenaskan seperti mau mati. Karena Jeno merasa kasihan, ia bawa saja gadis itu ke rumahnya.

Untuk kesekian kalinya Jeno melirik jam dinding. Sudah pas tiga jam Lia pingsan. Alis Jeno menukik tajam. Ia kesal karena waktunya selama tiga jam terbuang sia-sia. Seharusnya ia masih berpatroli keliling lembah tapi gara-gara Lia ia harus duduk tanpa melakukan apa-apa.

" Hey " panggil Jeno. Lia tidak bergeming sama sekali.

" Hey " panggil Jeno lagi seraya menendang pelan ranjangnya. Apakah ia harus menendang lebih keras lagi supaya Lia bangun? Oh tidak, Jeno sayang kepada ranjangnya. Harganya mahal sejumlah gajinya selama sebulan, jangan sampai ia membeli lagi. Jeno sudah membeli ranjang sebanyak tiga kali dan berakhir rusak karena kudanya masuk ke dalam rumah lalu menaiki ranjang yang tidak mampu menampung bobot sang kuda. Memang kudanya itu tidak sadar diri dengan badan nya yang besar. Untung ia menyayangi kudanya. Jika tidak sudah ia buang ke sungai.

Lenguhan terdengar dari bibir Lia. Jeno menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Ia terus menatap Lia sampai Lia sadar sepenuhnya.

" J-jeno " ucap Lia. Jelas sekali jika ia terkejut melihat Jeno berada disampingnya. Jeno hanya diam memberikan waktu untuk Lia melihat-lihat isi kamarnya.

" Ini di rumahmu? " Tanya Lia.

Jeno mengangguk, " karena kau sudah sadar, silahkan pergi. Pintu keluar ada di sebelah sana " tunjuk Jeno menggunakan dagunya.

Lia menganga tak percaya. Baru saja ia bangun tapi sudah diusir. Ia tidak bisa pergi dari sini karena ia tidak memiliki tempat tujuan. Lia mengatupkan kedua tangannya di depan dada membuat alis Jeno terangkat.

" Apa? "

" Tolong jangan usir aku " ucap Lia memohon.

" Ck, kau harus pulang. Orang tuamu pasti mencarimu "

" Tapi aku ngga punya rumah. Aku kan pendatang baru mana punya tempat tinggal "

" Lalu? "

" Numpang disini, boleh yah? " Ucap Lia seraya mengedip-ngedipkan kedua matanya.

" Yah? "

" Yah? "

" Yah? "

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang