Jeno×Jaemin

155 18 4
                                    

–Happy Reading–



Jeno menghela nafas panjang. Ia memijat pangkal hidungnya seraya memejamkan mata. Ia lelah karena tugas yang diberikan King Liu ditambah lagi ia terus terfikir kan Lia yang akan pergi.

Ia menata berkas-berkas dimejanya karena ia berniat pulang. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ia besok harus berangkat pagi untuk melakukan pelatihan Calon Lembah Naga.

Setelah beres. Ia mengambil jaket dan kunci kemudian ia keluar dari ruangannya. Langkahnya terhenti saat salah satu anak didiknya berdiri di tengah-tengah pintu seraya memandangnya dengan tatapan penuh arti.

" Kau belum pulang? " Tanya Jeno.

Jaemin diam. Ia terus menatap Jeno membuat Jeno bingung.

" Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan? Apa mengenai pelatihan besok? " Tanya Jeno kembali.

Jaemin tersenyum miris, " kau benar-benar lupa? "

Dahi Jeno mengkerut dalam. Apa iya melupakan sesuatu? Ia rasa tidak.

" Maksudmu? "

" Ada anak berumur lima tahun yang selalu datang ke danau untuk membantuku menyembuhkan luka. Anak itu sangat baik. Dia rela datang setiap hari untuk mengobatiku " ucap Jaemin. Tatapannya kosong. Ia sudah tidak tahan jika Jeno sama sekali belum mengingatnya.

Jeno diam untuk mendengarkan.

" Setiap hari dia pasti bertanya bagaimana aku mendapatkan luka ditubuhku. Dan dia selalu bilang jika tubuhku sangat jelek karena banyak sekali bekas luka " lanjut Jaemin.

" Tapi, anak itu sudah pergi. Entah kemana. Aku sangat berharap dapat bertemu dengannya dan aku bersyukur Tuhan mengabulkan doaku. Aku bertemu dengan anak itu lagi "

Jeno mengangguk-angguk mengerti, " baguslah jika kau sudah bertemu. Ucapkan lah terimakasih kepadanya " ucap Jeno yang langsung melangkah melewati Jaemin.

" Terimakasih "

Ucapan Jaemin membuat Jeno berhenti. Ia berbalik lalu menatap Jaemin.

Jaemin tersenyum tulus, " terimakasih sudah membantuku dan menjadi sahabat baikku "

" Kau anak kecil itu Jen. Kau, Jeno "

" Kau... " Ucapan Jeno terpotong. Ia memejamkan mata karena tiba-tiba kepalanya berdenyut. Ia memegangi kepalanya. Rasanya amat sangat sakit.

Sekelebat bayangan anak kecil penuh luka terlintas di kepalanya.

Ia menatap Jaemin seraya meringis kesakitan. Ia tidak tahu apa yang terjadi dulu, waktu ia masih kecil. Ia tidak ingat.

" Jangan terlalu memaksa untuk mengingatnya Jen. Kau sempat hilang ingatan karena tertabrak kereta kuda saat kau pindah. Yang jelas, tolong ingat jika aku sahabatmu " ucap Jaemin seraya tersenyum.

" Maaf " ucap Jeno.

" Tidak apa-apa. Perlahan pasti kau akan mengingatnya. Sekarang cepatlah pulang, besok kau akan sangat sibuk " ucap Jaemin.

Jeno mengangguk, ia memeluk Jaemin erat seperti layaknya orang yang rindu dengan sahabatnya.

" Sukses untukmu " ucap Jeno.

" Terimakasih "











***
Maaf gaes kependekan😭

Terimakasih sudah membaca, jangan lupa vote dan komennya😄

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang