Kembali

126 17 11
                                    

–Happy Reading–

Jeno tidak menyangka membawa kembali Lia akan segampang ini. Ia kira Raja tidak akan membiarkan Lia pergi. Ucapan Baba benar-benar tidak bisa di ragukan.

Kini mereka tengah berjalan pulang. Dengan membawa ransel besar, Jeno dan Baba sama sekali tidak mengeluh. Lia kasihan melihat keduanya yang terlihat kelelahan membawa beban di pundak mereka.

" Apa kalian tidak butuh istirahat? " Tanya Lia. Jeno menggeleng sedangkan Baba mengangguk.

" Baiklah kita istirahat " ucap Lia. Baba langsung menjatuhkan ranselnya lalu dirinya duduk di atas tanah seraya mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

" Jen, di desa sana nanti kita menyewa kereta kuda saja ya, aku sangat lelah " ucap Baba. Jeno mengangguk saja. Kasihan orang tua.

Baba sudah membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata. Belum ada satu menit ia sudah tertidur.

" Kau ingin makan? " Tanya Jeno.

Lia menggeleng, " belum laper "

" Selama kau disana, kau makan apa saja? "

" Em, daging, sosis, sayur, kue, dan lain-lain "

" Wah, makmur juga kau disana " Jeno tertawa pelan. Ia memakan camilan yang ia bawa dari rumah.

Lia memutar bola matanya malas.

" Aaa " Lia tiba-tiba membuka mulutnya meminta camilan Jeno. Tanpa menunggu lama camilan itu masuk ke dalam mulut Lia yang diantar oleh tangan Jeno.

" Katanya tidak lapar "

" Ngeliat kamu makan jadi laper "

" Mau lagi? " Tanya Jeno setelah Lia menelan camilannya. Lia mengangguk, ia kembali membuka mulut membuat Jeno gemas. Tolonglah, Jeno belum pernah merasakan segemas ini kepada seseorang apalagi perempuan.

Jeno kembali memasukkan camilannya dan langsung dikunyah oleh Lia. Walaupun makanan yang berada di mulutnya tidak banyak tapi kedua pipinya menggembung seperti bakpao. Lucu sekali.

Raut wajah Lia yang tadinya bahagia tiba-tiba berubah menjadi cemas.

" Jen "

" Hm? "

" Aku takut "

" Kenapa takut? Kan sekarang kau bersamaku "

" Aku takut pergi dan ngga bisa balik lagi kesini "

Jeno menghela nafas lirih. Ia sudah memikirkan ini dari kemarin.

" Jika nanti kau harus pergi, pergilah. Tidak apa-apa " ucap Jeno. Lia tidak tau harus mengatakan apalagi. Jeno ada benarnya. Ini bukanlah tempat asalnya. Segala sesuatu pasti akan kembali ke tempatnya sendiri. Tapi jika ia pergi, ia tidak akan bertemu Jeno lagi?

" Baiklah " Jeno berdiri.

" Aku akan menyewa kereta kuda dulu. Kasihan Baba kelelahan. Kau disini saja ya " ucap Jeno. Ia segera menuju desa untuk menyewa kereta kuda. Tidak lama ia kembali ke tempat dimana Baba dan Lia berada. Sang kusir membantu Jeno mengangkat barang dan memasukkannya ke dalam kereta kuda. Setelah semua masuk, kereta kuda mulai bergerak.

FIRST LOVE | Jeno×Lia |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang