9

1 1 0
                                    

Ditempat lain Luna masih kesal melihat kejadian dimana Cino mengantarkan Moca pulang. Sampai rumah ia langsung menemui sang papi.

"Pi, kapan sih rencana perjodohan aku sama Cino dilangsungkan? " Tanya Luna pada sang papi dengan raut wajah cemberut.

"Kan masih lama, nunggu Cino lulus kuliah dulu. "

" Kelamaan papi, nanti keburu Cino digebet sama cewek lain." Luna masih  bicara dengan nada emosi.

"Kan memang begitu rencananya sayang, papi bisa apa. Om Arga itu menginginkan Cino agar fokus sama belajarnya dulu. Dia tidak ingin kalau Cino tunangan sekarang malah ngak fokus sama sekolah. " Wijayanto berusaha memberi penjelasan pada Luna. " Kan nanti kamu yang bakalan ngerasain enaknya. Coba bayangkan jika sekarang Cino fokus sama sekolahnya, berarti setelah lulus Cino langsung mengambil alih perusahaan orang tuanya, dan kamu juga akan mendapatkan dampaknya menjadi nyonya besar dikeluarga Cino. " Imbuh Wijayanto.

"Papi benar juga yah, kita ngak perlu susah-susah ngebangun perusahaan dari nol. " Wajah Luna seketika berubah menjadi ceria dengan senyum smirknya.

"Kalau begitu jangan manyun terus dong anak papi. " Ucap Wijayanto sambil mengusap puncak kepala sang putri.

Ya,Luna hanya tinggal bersama sang papi. Maminya memilih berpisah dengan papinya dan menikah dengan pria bule yang jauh lebih kaya dibandingkan papinya. Bisa dikatakan Luna hidup dalam keluarga brokenhome. Hal itulah yang membuat ia selalu bersikap manja dan keras kepala.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

12 November 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang