4 tahun kemudian
Disebuah taman kota banyak sekali anak-anak sedang bermain disana karena hari weekend.
"Ayah... Ayah. " Ucap seorang gadis kecil berusia tiga tahun yang menghampiri Cino.
"Ayah??? Aku?? " Ucap Cino nampak kebingungan.
"Heii bocah kenapa kau memanggilku ayah? "
"Karena anda ayahku. " Ucap gadis kecil itu sambil memeluk kaki Cino. Ya maklum saja tingginya saja tidak sampai satu meter.
"Ehh apa maksud mu bocah?? " Belum sempat ia meminta penjelasan, gadis itu sudah berlari. Disaat ia ingin mengejarnya, tiba-tiba bahunya ada yang menepuk dari belakang.
"Ada apa bro? " Ucap Dama pada Cino.
"Ehhh lo, apa kabar? "
" Lo aneh Cin, ditanya malah balik nanya. by the way kabar gue baik kok. Lo tadi kenapa bengong. "
"Ohh nggak papa kok. "
"Hmmm. Oh ya gue denger lo mau kawin ya sama Luna. " Ucap Dama sedikit menggoda Cino.
"Ehh mulutnya, nikah woi... nikahh. "
"Iya deh nikah. " Dam sedikit cekikikan.
"Gue nggak tau Dam. Demi apapun gue nggak pernah suka sama Luna. "
"Terus siapa yang lo suka? " Ucap Dama yang sedikit penasaran.
"Lo nggak usah pura-pura bego deh, empat tahun nggak ketemu, nggak buat lo amnesia kan? "
"Ya ya gue tau. Jadi selama ini lo masih suka sama si culun Moca? "
"Ya iyalah. Apalagi setelah kejadian malam itu Dam, gue merasa bersalah banget sama dia. Apalagi kalau sampai dia-. " Ucap Cino yang menggantungkan kata.
"Udah positif thinking aja. Lo kan mau nikah, fokus aja sama pernikahan lo. "
"Lo kadang ngeselin ya Dam. Gue bakal fokus sama pernikahan gue, kalau gue udah ketemu sama Moca. "
"Ni orang kekeh banget mau ketemu Moca. Dosa nggak sih kalau gue nggak buka suara. Gue nggak terima kalau Cino sampai ketemu sama Moca, apalagi tau kalau dia punya anak. " Gumam Dama.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.11 Desember 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Mocacino||END
Teen FictionMaaf ya guys ini karya pertama aku dalam menulis novel. Jadi kalau ada kata yang tidak nyambung atau salah mohon dimaklumi 🙏 . . . . . . . . . . . . . . Moca dan Cino adalah remaja SMA yang bertolak belakang. Moca si gadis remaja deng...