26

0 0 0
                                    

"Cara mau ikut ayah? " Tanya Cino pada gadis kecil itu.

Sejenak berfikir, akhirnya gadis itu menjawab dengan anggukkan kepala.

"Apa maksud mu Cino? " Tanya Luna.

"Dia anakku Luna. "

Deg
Luna sangat terkejut mendengar ucapan Cino. Hal yang selama ini membuatnya khawatir akhirnya terjadi. Tanpa babibubebo Luna yang berdiri disampaikan gadis kecil itu langsung menariknya. Ia membawa Caramel pergi keluar dari cafe.

"Bunda... " Teriak Caramel yang ketakutan.

"Luna berhenti. " Teriak Cino.

Luna membawa gadis itu masuk kedalam mobilnya. Akhirnya terjadilah kejar-kejaran mobil.

"Itu semua itu gara-gara lo No, kalau lo tadi nggak usah sok-sokan ngajak Caramel sama lo, semuanya nggak akan terjadi. " Dama marah habis-habisan sama Cino. Sedangkan Moca, ia hanya bisa menangis sambil memikirkan putrinya.

"Lo bisa diem nggak sih Dam? "

"Diem??? Lo nggak tahu gimana Luna selama ini No. Dia berusaha menyingkirkan Moca dan anaknya. Ia berusaha membakar rumahnya Moca. Ia juga memfitnah Moca saat Moca kerja dicafe orang tua lo. Lo nggak tau gimana dulu saat Caramel baru lahir ia ingin menculik Caramel. Lo itu nggak tahu gimana penderitaan Moca saat lo itu nggak ada disini. " Dama menjelaskan panjang lebar pada Cino.

"Sudah kak, sudah. Sekarang cepat ikuti mobil Luna. "

Akhirnya sampailah mobil yang ditumpangi Cino, Moca dan Dama disebuah jalan yang sedang terjadi kerumunan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

29 Desember 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang