27

1 0 0
                                    

Deg

Mereka bertiga terkejut melihat mobil yang ditumpangi Luna dan Caramel mengalami kecelakaan.

"Cara,hikss hikss." Moca menjerit,tubuhnya sudah terkulai lemas ditanah. Ia menangis histeris.

"Tenanglah Moca, aku yakin Caramel baik-baik saja. " Dama berusaha meyakinkan Moca.

Tiba-tiba ada seorang pria paruh baya menghampiri mereka.

"Maaf , apakah kalian mengenal dengan korban? "

"Iya ini mobil temen saya pak. " Cino akhirnr buka suara.

"Korban terluka parah, sekarang dilarikan ke rumah sakit terdekat. "

Mendengar penuturan pria itu Moca semakin histeris.

" Bundaaa. hikss hikss hikss. " Teriak seorang gadis kecil yang digendong seorang wanita tua.

"Cara... " Moca langsung berlari menghampiri Caramel. Ia merebutnya dari gendongan wanita tua itu. Ia tidak henti-hentinya menciumi wajah Caramel.
Cino pun juga, ia menghampiri Caramel.

"Apakah anak ayah baik-baik saja. " Tanya Cino lada gadis kecil itu.
Cara hanya menjawab dengan anggukkan kepala. Kemudian gadis kecil itu berlari menghampiri ayahnya.

"Ayah, Cara takut." Gadis itu berusaha mengadu.

"Tenanglah sayang ayah disini. Ayah akan menjaga Cara dan Bunda selamanya. "

"Sungguh? Apakah kita bisa tinggal bersama? "

"Tentu asalkan bunda mau. " Jawab Cino tersenyum sambil melirik kearah Moca.

Mocapun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Horeee Cara punya ayah dan bunda." Teriak gadis kecil itu kegirangan.

Akhir kisah mereka bisa bersatu kembali menjadi keluarga kecil yang bahagia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

31 Desember 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang