6

1 1 0
                                    

Cino menatap kepergian Moca. Dihatinya ia sangat berharap bisa mengungkapkan perasaannya itu. Tapi entah apa yang akan terjadi jika ia mengungkapkan perasaan lalu ditolak oleh Moca. Apa kata teman-temannya nanti, ia rela memilih gadia culun dan mengabaikan perasaan orang lain, tetapi malah cintanya ditolak. Cino sangat mengagumi Moca sejak pertama kali pertemuannya dulu.

Flashback
Saat kegiatan akhir masa pengenalan sekolah, setiap siswa-siswi baru kelas 10 harus membuat puisi untuk seniornya, dan ia harus membacanya didepan semua siswa-siswi yang lain.
Cino yang juga termasuk anggota OSIS dan sekaligus pangeran sekolah tentu saja banyak siswi yang membuat puisi untuk dirinya. Tetapi lain halnya dengan Moca, ia lebih memilih membuat puisi untuk Dama.

Dia Yang Penyayang
Dia bagaikan bintang
bersinar kecil tapi bermakna bahagia
Dia yang lembut
Dia bagaikan sutra
Halus sampai banyak yang menginginkannya

Sampaikan Salam perkenalan
sampai salam penghormatan
untuk dia yang baru aku kenal
Terimalah salamku kak Dama

Begitulah puisi yang dibacakan oleh Moca. hal itulah yang membuat Cino merasa kesal, disaat banyak anak-anak gadis cantik memujinya, si culun Moca malah memuji orang lain, yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Karena itulah, Cino tertarik untuk mengetahui karakteristik dari seorang Moca.Kemanapun Moca pergi,ia selalu mengikutinya,kecuali saat Moca kekamar mandi. Hal itu pada akhirnya membuat hatinya ikut tertarik untuk memiliki Moca.

flashback off
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

10 November 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang