25

0 0 0
                                    

"Sekarang jawab, anak siapa itu? " Tanya Cino dengan tegas.

"Hmm." Moca masih takut untuk membuka suara.

"Moca jawab aku atau aku akan tahu dengan caraku sendiri. " Ucap Cino sekali lagi.

"Maaf kak, aku selama ini tidak jujur sama kakak. Caramel anak kakak, hasil kesalahan ku dulu. " Ucap Moca sambil menundukkan kepala diiringi buliran kristal yang jatuh dari matanya.

Deg

Hati Cino seakan berdesir. Hal yang selama ini ia takutkan ternyata terjadi.

"Itu bukan kesalahan mu Moca. Mungkin ini takdir." Ucap Cino sambil memeluk Moca yang menangis.

"Ikutlah denganku, aku akan bertanggungjawab. " Imbuh Cino.

"Nggak kak, aku nggak mau merusak hari bahagia kakak. " Ucap Cino sambil melepaskan pelukkan nya.

"Apa kamu tidak ingin Caramel mengetahui ayahnya Moca? "

"Sudahlah kak, Caramel hanya perlu tau ayahnya saja. Kakak tidak perlu bertanggungjawab lebih dari itu. " Ucap Moca dengan wajah ketakutan.

"Apalagi yang kamu sembunyikan dari aku Moca? "

"Tidak ada. " Moca bergegas meninggalkanku Cino.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

26 Desember 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang