23

0 0 0
                                    

Beberapa menit kemudian.

"Hei bro. "

"Tumben lo datang kesini. " Sindir Dama pada Cino.

"Buset gue kan baru dateng juga disini woii. " Ucap Cino yang tidak terima dengan sindiran Dama.

"Btw anak siapa ni. "

"Cara salim sama omnya sayang. "

"Ayah... " Terik Cara tatkala melihat Cino.

"Kau, gadis kecil yang kemarin memanggilku ayah saat ditaman. " Cino terkejut ketika melihat gadis yang sama dan memanggilnya ayah.
Sedangkan Cara lalu berlari memeluk Cino. Cino sendiri tidak merasa keberatan, melainkan merasakan perasaan yang aneh pada dirinya.

"Apa mungkin ini sudah saatnya lo tau semunya No. " Gumam Dama.
"Kalau begitu aku harus siap kehilangan mereka berdua. " imbuh Dama dalam gumamnya.

"Ini anak siapa sih Dam?" Tanya Cino pada Dama.

"Sebenernya dia anak-" Ucapan Dama terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita.

"Sayang.... "

"Hai Dam, apa kabar? Ehh lama nggak ketemu, udah nikah aja kamu. Anaknya gemoyyy lagi. " Ucap Luna.

"Kamu ngapain kesini? " Ucap Cino sedikit ketus.

" Sayang kok nanyanya gitu sih, aku tadi nggak sengaja kok. " Ucap Luna sambil bergelayut manja dilengan Cino.

"Bisa minggir nggak sih. " Ucap Cino mulai risih dengan perilaku Luna.
Tiba-tiba ada teriakan seorang wanita yang memanggil nama Cara.

"Cara ayo pulang sayang udah sore ini. "

Deg

Cino masih sangat hafal dengan suara wanita itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

16 Desember 2021

Mocacino||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang